Monday, December 26, 2005

Disiplin untuk Anak

dari http://wrm-indonesia.org/
Oleh: Mimin


Wednesday, 21 December 2005

Shaqi dan Waila, dua balita yang sedang asyik mengerubuti boks mainan. Awalnya Shaqi asyik bermain kereta-keretaan, dan Waila sedang membolak balik bukunya. Lama-kelamaan Waila bosan juga. Brukk! Buku bersarang di bawah kursi. Ia ternyata mulai tertarik pada mainan Shaqi. Dengan cepat Waila merebutnya, diiringi dengan teriakan dan tangisan Shaqi. Ibu Waila bergegas menghampiri.

“Waila! Kembalikan mainan Shaqi!”
“….” Waila malah memeluk mainan itu.
“Okay, kalo tidak dikembalikan, kita pulang!”
Mama Waila mengembalikan mainan itu pada Shaqi dan menarik Waila yang menangis pulang.

Tazkiya (1,5 tahun) sedang bermain atas karpet, Ayahnya duduk di atas sofa sambil membaca buku. Sesekali ia berjalan ke sana ke mari. Kaki kecil itu berlari lagi ke meja telepon. Digenggamnya gunting.
“Tazkiya!” Ayahnya memanggil. Tazkiya menoleh sambil nyengir. Ayahnya menggeleng. Tazkiya menjulurkan tangannya pada Ayahnya. Ayahnya bangkit dan mengambil gunting itu dari tangannya.
Kini ia mendekati stop kontak, tetapi menoleh dulu pada ayahnya minta persetujuan.
“No. Tidak boleh, Sayang. Kamu nanti sakit kalau sentuh itu.”
Tazkiya tertawa lucu. Lalu kembali ke mainannya di atas karpet.

Menangani anak-anak usia 1-10 tahun memang sama sekali tidak mudah. Biasanya orang tua, khususnya Ibu, yang memiliki anak sesusia itu dibuat pusing tujuh keliling menghadapi anaknya yang “nggak ada matinya”. Banyak hal yang dilakukan anak-anak usia itu, bahkan terkadang tidak kita duga-duga. Bisa jadi apa yang dilakukan anak tidak baik, tidak sopan, atau bahkan berbahaya. Penjelasan yang diberikan orang tua seringkali juga tidak dapat dimengerti anak. Sehingga akhirnya orang tua terpaksa memberikan hukuman untuk mengajarkan apa-apa yang seharusnya dilakukan.

Menerapkan disiplin pada anak adalah sebuah dilema bagi kebanyakan orang tua. Banyak juga yang tidak mengerti apa sebaiknya yang harus dilakukan orang tua saat menghadapi tingkah laku anak yang tidak terkontrol. Apakah hukuman cukup efektif bagi anak-anak, atau malah menimbulkan trauma? Yang pasti tidak mungkin kan, kita membiarkan anak melakukan hal-hal yang buruk?

Menurut Dr. Sears, disiplin bukanlah masalah bagaimana orang tua mengarahkan tingkah laku anak, tetapi bagaimana seorang anak termotivasi untuk bersikap baik. Kontrol diri harus muncul dari anak tersebut, bukan dari orang tua. Jawabannya bukan pada teknik-teknik mengontrol anak Anda, tetapi dalam hubungan anak dan orang tua, yaitu kasih sayang.

Ada beberapa gaya disiplin yang biasa diterapkan pada anak:

1. Gaya Otoriter
Kebiasaan ini terfokus pada orangtua sebagai figur otoriter yang harus ditaati oleh anaknya. Sisi positif dari gaya disiplin ini adalah bahwa orangtua harus bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Banyak masalah disiplin anak saat ini bersumber dari tanggung jawab orang tua yang longgar terhadap anak-anak mereka. Yang jelas, gaya disiplin ini tidak dapat secara tunggal diterapkan, artinya gaya ini bisa menjadi variasi penerapan disiplin saat diperlukan. Karena jika hanya cara ini yang diterapkan, anak akan sulit mendapatkan kontrol dirinya. Jika orang tua tidak berada di sekitanya, anak itu akan berubah 180 derajat tingkah lakunya.

2. Pendekatan Komunikasi.
Teknik ini mengandalkan diskusi dalam mengatasi masalah. Jika seorang anak melakukan suatu kesalahan, orang tua akan mengajaknya bicara dan meminta pendapatnya tentang masalah itu. Di sini anak belajar berpikir analogi dan menentukan apakah suatu perbuatan baik atau tidak. Kelemahan teknik ini adalah bahwa ia cenderung menimbulkan kebiasaan permissive (serba boleh). Seringkali anak hanya mengetahui bahwa ini bagus dan itu tidak bagus, tetapi ia tidak termotivasi untuk melakukan dan menghindarinya. Atau jika tidak diajak bicara, dia tidak akan menggubris.

3. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku.
Metode yang diterapkan adalah memberlakukan time-out jika anak melakukan kesalahan. Yang dimunculkan adalah konsekuensi-konsekuensi. Misalnya, jika ia memukul temannya, ia tidak boleh ikut bermain. Intinya jika ia melakukan kesalahan, maka ia tidak akan menerima hukuman yang telah ditentukan. Kelemahannya adalah bahwa teknik ini dapat memunculkan rasa sakit hati dan dendam. Bukannya dia menyadari kesalahan yang dilakukannya, ia mungkin malah merasa dirinya tidak bersalah lalu menyimpan dendam.

4. Pendekatan Kasih Sayang
Metode ini tidak terlalu banyak menjadi perhatian orang tua dalam mendisiplinkan anaknya. Kebanyakan orang tua berpikir bahwa terlalu banyak memberikan ekspresi kasih sayang kepada anak justru akan membuat anak kelewat manja dan tidak mandiri. Menurut Dr. Sears, justru pendekatan ini yang menjadi dasar bagi beberapa metode disiplin di atas. Kasih sayang dapat dilakukan sejak usia anak 0 tahun. Antara lain dengan memeluk, menyusui, menggendong, mengayun, dan bermain dengannya. Penting bagi seorang ibu untuk segera merespon anak yang menangis dengan memeluk, menggendong, dan mengayunnya. Lakukan sesering mungkin. Jangan khawatir bahwa anak akan menjadi manja dan tidak mandiri.

Tiga teknik disiplin di atas dapat dilakukan di atas dasar teknik keempat, yakni pendekatan kasih sayang. Jika ketiga teknik tersebut diterapkan tanpa kasih sayang, yang terjadi adalah disiplin yang sifatnya temporer, sementara, dan rapuh. Tiga macam disiplin itu pun sifatnya kondisional, artinya harus melihat situasi dan kondisi, dan tidak dapat diterapkan secara tunggal.

Karena sifatnya sementara tadi, tidak akan muncul kontrol diri yang baik pada anak, padahal dari situlah disiplin bermula. Ketika dewasa nanti pun, anak-anak yang memiliki kontrol diri yang baik akan dapat mendisiplinkan dirinya terhadap apa-apa yang seharusnya ia lakukan dan tidak ia lakukan. Hubungan sosialnya juga lebih terbuka karena ia akan lebih mudah membuka dirinya utnuk mempercayai orang lain.

Jadi, ketika anak Anda menangis jangan pernah berpikir panjang, apakah saya harus memeluknya atau mendiamkannya hingga diam sendiri, atau malah berpikir bahwa anak Anda bermaksud mengelabui. Peluk dia, cari tahu dan penuhi kebutuhannya. Dengan demikian, Anda memberikan kasih sayang dan mengajarkan rasa percaya kepada orang lain.

[BungaTazkiya]
Sumber bacaan: The Discipline Book, Dr. Martin Sears

Thursday, December 22, 2005

Happy Monther's Day

Dear moms,
Happy Mother's day.
Hope we will always be the best mother for our children.
Hope we always be a funky mom, energetic and cheerfull.
Keep the love and warmth in our house.
Give our best for our family.

Thursday, December 15, 2005

Menyembuhkan Anak dari The Wanting Everything Syndrome



Oleh: Sylvie Gill

Tuesday, 13 December 2005
Setiap orang tua pasti ingin membahagiakan anaknya,
memenuhi semua keinginannya. Tetapi jika tidak hati-hati,
anak anda bisa terjebak The Wanting Everything Syndrome.
Bagaimana menghindarinya?
Simak beberapa tips berikut ini.

Tunjukkan nilai dari setiap benda/barang dengan jelas

“Tunjukkan kepada anak-anak benda / barang yang
betul-betul penting dan diperlukan” begitu kata Betsy Taylor,
Director of the Center for a New American Dream.
Tunjukkan juga kepada anak-anak bahwa jika
Anda membeli sesuatu benda/barang, hal itu dikarenakan
benda/barang tersebut mempunya nilai dan kegunaan untuk Anda,
bukan karena Anda hendak memamerkan barang tersebut
kepada orang lain. Taylor juga menambahkan, orang tua tidak perlu
takut membicarakan masalah uang kepada anak-anak :
“Jika Anda tidak mampu membeli sesuatu benda/barang
karena tidak mampu, jujurlah kepada anak-anak”.

Batasi Waktu Menonton TV

Menurut Susan E. Linn, EdD, seorang psikolog dari
Harvard Medical School, menonton sajian iklan TV perlahan-lahan
memberikan sebuah pesan yang salah kepada anak-anak :
bahwa kepemilikan akan sesuatu barang membuat kita bahagia.
Dampingi anak-anak ketika mereka menonton iklan TV,
bantu mereka dengan menerangkan pesan yang diberikan dari iklan tersebut.

Lakukan dan nikmati kegiatan lain yang bersifat non-materi

Fasilitas umum seperti taman atau pun taman hiburan yang
semakin langka di kota-kota besar, membuat kegiatan akhir pekan
kita kerap dipenuhi dengan hanya jalan-jalan ke pusat perbelanjaan
yang satu ke lainnya. Hal ini lambat laun akan menciptakan pola hidup
yang konsumtif kepada anak-anak. Cobalah melakukan kegiatan lain
yang melibatkan semua anggota keluarga seperti jalan pagi bersama,
membuat penganan kesukaan bersama di rumah,
melakukan hobi pekerjaan tangan, dan masih banyak lagi
kegiatan lain yang tidak melibatkan biaya besar, begitulah kira-kira
menurut Betsy Taylor. “Lakukan kegiatan-kegiatan yang lebih
melibatkan minds dan spirits, dan tidak melibatkan biaya besar.”

Ritual "Decommercialize"

“Jangan selalu merasa, wah saya harus membuat pesta ulang tahun
yang mahal dan bergengsi” saran Juliet Schor, seorang Professor
dari Harvard dalam tulisannya dengan judul : The Overspent American
(Harper Collins, 1999). Schor menyarankan agar dibuat kesepakatan
dalam keluarga Anda untuk mengurangi hadiah-hadiah yang biasa
diberikan saat Hari Raya, ulang tahun, dan sejenisnya.

Berikan Anak-anak jatah Uang Saku, tumbuhkan semangat
menabung dan bantu mereka cara mengaturnya

Sebuah survey di lakukan di Amerika pada tahun 1999 kepada
sekitar seribuan pembaca majalah anak-anak Zillions di kelompok usia
antara 9 – 14 tahun yang mendapat uang saku dari orang tuanya :
anak-anak ini cenderung mempunyai kebiasaan menabung dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mempunyai uang saku bulanan.
Jumlah uang saku bulanan yang dapat Anda berikan tergantung
dari kondisi dan situasi dari kota tempat Anda dan keluarga tinggal.
Bantu juga anak-anak cara mengatur uang, mana yang lebih penting
untuk dibeli terlebih dahulu dan mana benda/barang yang tidak perlu dibeli.

Jangan menunjukkan kasih sayang dan cinta Anda dengan
cara menghujaninya dengan hadiah-hadiah yang berlebihan

“Expose kepada hal-hal yang berbau materi dan bersifat kekayaan akan
memberikan dampak, kerinduan dan keinginan akan hal-hal yang berbau
materi pada diri anak-anak” begitu menurut Karen Bohlin EdD, Direktur dari
Center for Advancement of Ethics and Culture. Lambat laun dengan
berjalannya waktu pola pikir anak akan menjadi sangat materialistis.
Anda harus mengkondisikan sebuah suasana dimana anak-anak menjadi
anak-anak yang bersyukur dan jawaban yang didapat jika kita menanyakan
kepada mereka setelah mereka dewasa : kira-kira pengalaman masa kecil
yang paling berkesan? Jawaban mereka bukanlah hadiah-hadiah
yang pernah mereka terima. Mereka akan menjawab pertanyaan kita
dengan pengalaman yang manis ketika membantu ibu membuat
kue kering untuk Lebaran, Kue Bolu Kukus terenak di dunia buatan Nenek
contohnya atau menemani Ayah ke bengkel motor/mobil. Kasih yang
tidak terbatas dan tidak materialistis dari orang tua, ini lah yang sangat
diperlukan oleh anak-anak kita. Semoga mereka menjadi anak-anak
yang bersyukur atas rizki dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya. (Sylvie Gill)

Disadur dari : Ladies’ Home Journal
Artikel dari : http://wrm-indonesia.org
Image diambil dari : http://www.gettyimages.com

Tuesday, December 06, 2005

Untuk Ibu Sibuk dan Lelah

Artikel dari www.kompas.com


Merawat bayi, menyiapkan makanan, mengurus suami, beberes rumah, belum lagi pulang-pergi kerja, memang kerap menimbulkan stres.

Rasa-rasanya hampir tak ada waktu untuk beristirahat menyelonjorkan kaki. Kalaupun bisa, pasti ada satu "tugas" yang terlewatkan. Padahal, beristirahat agar bugar kembali, sangat Anda perlukan. Terutama bila baru memiliki bayi pertama. Apa yang membuat Anda tidak dapat melakukannya lagi? Tinggalkan semua masalah! Paling tidak untuk beberapa saat dan biarkan diri Anda beristirahat sepuasnya. Sudah saatnya Anda mengikuti 12 cara gampang demi mengatasi stres Anda.

1. Menulis Diary

Cari tempat dan waktu yang tenang dan mulailah menulis. Tidak ada pakem tertentu untuk menulis di diary, kecuali berkata jujur mengenai diri Anda. Bila perlu, kunci buku diary Anda untuk menjaga kerahasiaan agar Anda dapat mengungkapkan perasaan secara total. Diary membantu Anda dalam memproses pengalaman dalam kehidupan anda. Belilah buku diary yang menarik, yang Anda sukai, sehingga Anda akan menulis dengan perasaan senang. Miliki berbagai bentuk pena untuk disesuaikan dengan suasana hati.

Anda dapat menuliskan tentang segala sesuatu yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan. Curahkan semua perasaan, mimpi, rencana masa depan, buku yang Anda gemari. Pokoknya, segala sesuatu yang menyentuh kehidupan Anda. Coba untuk tidak menuliskan pikiran-pikiran Anda dengan sempurna. Biarkan kata-kata yang digoreskan mengalir dan keluar secara spontan, sesuai dengan yang dirasakan dan dipikirkan pada saat itu. Tak perlu pula repot-repot soal tata bahasa atau ejaan yang salah.

2. Olahraga

Gerakkan tubuh! Berolahraga pasti memberi keuntungan bagi kesehatan tubuh. Olahraga dapat mengurangi stres dan meningkatkan stamina. Berdasar ratusan penelitian, telah terbukti bahwa olahraga merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengurangi stres. Olahraga dapat memperbaiki aliran darah ke otak, menambah gelombang alfa di otak yang berhubungan dengan ketenangan dan relaksasi, mengurangi tekanan darah, serta mengurangi ketegangan otot.

Jalan kaki merupakan pilihan olahraga yang baik, yang dapat dilakukan baik sendirian maupun bersama pasangan atau sambil mendorong kereta bayi. Lakukan di mana saja. Entah itu di halaman rumah, di taman, atau di sekitar tempat tinggal Anda.

3. Putar & Dengar Lagu Kesayangan

Kendurkan ketegangan yang dirasakan dengan mendengarkan musik. Putar lagu-lagu favorit. Pada umumnya, lagu yang kita pilih sesuai dengan suasana hati pada saat itu akan menimbulkan rasa tenang dan bahagia. Di satu saat, Anda ingin mendengarkan lagu-lagu yang tenang, tetapi di lain waktu lagu-lagu dengan musik keras pun Anda perlukan sehingga membuat Anda bergairah. Ikutlah besenandung atau bahkan berdansa. Biarkan musik menyejukkan hati Anda.

4. Tertawa

Pilih dan tonton film-film komedi, duduk santai, dan tertawa merupakan salah satu cara yang baik untuk kesehatan. Tertawa merupakan obat penenang stres yang manjur. Tertawa merangsang tubuh untuk memproduksi hormon yang menyebabkan otak mengendurkan stres. Bahkan hanya dengan memberikan senyuman, walaupun Anda sedang tidak bahagia, dapat menyebabkan zat kimia dalam tubuh berubah menjadi lebih baik, membantu menciptakan suasana hati yang bahagia.

5. Ciptakan Ritual

Jadikan hari-hari rutin Anda menjadi hari-hari yang istimewa. Ciptakan ritual. Ritual menimbulkan kenyamanan. Mulailah dengan memperkenalkan ritual ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah ritual dapat berupa hal-hal yang sangat sederhana seperti duduk berdua dengan pasangan dan berbagi teh hangat dari cangkir yang sama.

6. Makan Sehat

Makanan berdampak pada kita secara emosional. Makanan-makanan dengan kadar lemak rendah dan karbohidrat tinggi seperti donat, popcorn, kue-kue kering serta kue dari bahan beras, merangsang zat-zat kimia dari otak kita yang membantu menyejukkan bila sedang stres. Makanan yang sehat merupakan salah satu cara dasar untuk merawat tubuh. Ibu-ibu yang sibuk sering lupa makan dan atau mengganti makan siangnya dengan makanan-makanan berupa cemilan. Karbohidrat yang kompleks seperti roti gandum, pasta, dan buah-buahan memberikan tenaga yang dapat bertahan lama, sama halnya dengan makanan berprotein dengan kadar lemak rendah seperti ayam atau ikan yang dipanggang. Makanan dengan kadar lemak tinggi dapat terkuras habis karena mereka mengambil energi lebih banyak dari tubuh untuk dicerna.

7. Penuhi Kebutuhan Jiwa

Luangkan waktu untuk diri sendiri. Sisihkan waktu di mana Anda betul-betul memusatkan perhatian hanya pada diri Anda. Cari tempat di dalam rumah di mana Anda dapat menyendiri. Apakah di ruang kerja, di teras belakang rumah, atau minta suami pergi membawa anak-anak jalan-jalan sementara Anda tinggal sendirian di rumah. Jangan mengerjakan apa-apa. Tidur atau menonton film percintaan yang romantis, membaca surat-surat lama, atau apa saja. Yang penting, nikmati kesendirian Anda. Biarkan hari itu terbebas dari rutinitas dan dari jadwal-jadwal yang sudah ditentukan.

8. Luangkan Waktu Bersama Sahabat

Cari waktu yang tepat untuk bertemu sahabat wanita Anda. Sambil minum kopi atau teh hangat, nikmati kebersamaan itu, bercerita tentang apa saja, mulai dari hal-hal yang lucu-lucu, yang menarik dan ringan sampai kepada topik pembicaraan yang serius, bahkan yang mungkin membuat sedih. Wanita merasakan kenyamanan, dukungan, dan kedekatan tersendiri bila berada bersama-sama teman wanitanya. Sahabat tidak hanya untuk berbagi kesenangan dan keberhasilan tetapi juga kesedihan dan setiap momen dalam keseharian kehidupan kita.

9. Matahari Pagi

Jangan sia-siakan sinar matahari di pagi hari. Luangkan sedikit waktu agar terkena sinar matahari setiap pagi. Sistem ekologi yang bergeser dapat menghasilkan sinar matahari yang kurang memadai yang dapat menyebabkan depresi dan rasa lelah. Bahkan pada hari-hari yang mendung, jalan kaki dapat membantu menambah energi Anda.

10. Meditasi

Meditasi mengurangi tekanan darah dan secara dramatis membantu mengurangi tingkatan stres Anda. Meditasi, merenung, berdoa, dapat membantu membawa Anda menyentuh kembali sisi spiritual Anda. Ini juga merupakan cara yang paling efektif dari metode relaksasi, mengurangi tekanan darah, memperlambat pernafasan, mengendurkan otot-otot, dan membantu menyegarkan pikiran.

Untuk bermeditasi, tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian hanya pada satu hal, yaitu pada pernafasan Anda atau pada cahaya lilin. Cari posisi yang relaks di mana Anda dapat merasa nyaman dalam melakukan meditasi. Bayangkan kesehatan Anda setiap kali menarik-mengembuskan nafas, rasakan seluruh stres yang ikut keluar ketika membuang nafas. Lakukan sebanyak yang diperlukan. Sesudah selesai melakukan meditasi, duduk tenang sampai Anda tubuh dan sekeliling terasa lebih segar serta damai.

11. Tidur Siang

Mengantuk? Cari tempat yang tenang dan nyaman, lalu tidurlah. Biarkan diri betul-betul merasa nyaman. Bahkan waktu yang hanya 20 menit untuk tidur siang dapat membuat Anda merasa segar kembali dan merasa lebih bersemangat sepanjang hari.

12. Berhubungan Intim

Jangan malas berintim-intim dengan suami. Ibu-ibu, terutama yang lelah, sering mengabaikan hal ini dan merasa malas melakukannya. Padahal, dengan berhubungan badan justru akan membuat diri merasa relaks, terutama seks yang memuaskan akan memberikan relaksasi yang mendalam. Tambahkan pijatan dan sentuhan dalam kebersamaan tadi. Anda pun akan terkejut dengan hasilnya: rasa segar dan relaks yang luar biasa! (Tabloid Nova)

Thursday, December 01, 2005

VAksin MMR menyebabkan Autisme?

Akhir-akhir ini pada sebagian masyarakat tersebar informasi tentang dugaan adanya hubungan antara autisme dengan imunisasiMMR (Measles, Mumps, Rubella) yang menimbulkan keresahan yang berbuntut penolakan dan penundaan terhadap imunisasi/vaksin MMR yang sedianya diciptakan untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi akibat virus measles/campak, mumps/gondongan dan rubella, yang mematikan dan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup pada anak.

PENJELASAN:
Message #1: Vaksin MMR (M=Measles/Campak; M=Mumps/Gondong; R=Rubella) terbukti tidak menyebabkan autis
Berbagai penelitian dan studi tidak menemukan bukti bahwa vaksin MMR dapat menyebabkan autis.
Studi terakhir berbasis populasi di London Utara telah dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ 2002;324:393-396). 473 orang dengan gejala autisme yang lahir antara 1979 dan 1998 telah diperiksa.
Kesimpulan penelitian ini adalah sbb:
“Penelitian ini menemukan bahwa tidak adanya keterkaitan antara MMR dengan bentuk “varian baru” dari autisme dengan regresi perkembangan anak dan masalah usus (bowel disorder), dan merupakan suatu bukti yang lebih kuat untuk menyatakan tidak adanya keterlibatan vaksin MMR dengan inisiasi autisme.” STUDI-STUDI TERBARU MENGENAI MMR & EFEK SAMPING
The risk of seizures after receipt of whole-cell pertussis or measles, mumps, and rubella vaccine. N Engl J Med. 2001 Aug 30;345(9):656-61. Barlow WE et al.
Tidak ada konsekuensi efek samping jangka panjang yang ditemukan sehubungan dengan pemberian vaksin DPT dan MMR.
Measles-Mumps-Rubella Vaccine and Autistic Spectrum Disorder: Report From the New Challenges in Childhood Immunizations Conference Convened in Oak Brook, Illinois, June 12-13, 2000. Pediatrics 2001;107(5). Halsey, Neal
A.; Hyman, Susan L.
Para peneliti dalam studi ini mempelajari lebih dari 1.000 referensi yang ada di literatur ilmiah dan menggambarkan bahwa riset mereka tidak mendukung hipotesa bahwa vaksin MMR menyebabkan autisme, gangguan spektrum autisme atau penyakit inflamasi usus. Salinan komplit dari studi ini tersedia dalam versi online Pediatrik di
http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/107/5/e84
Institute of Medicine (IOM) Committee Rejects Causal Relationship Between Measles-Mumps-Rubella Vaccine and Autism Spectrum Disorder Pada suatu diskusi publik tgl. 23 April 2001, Komite institusi obat yang menelaah keamanan imunisasi mengeluarkan suatu laporan yang mana mereka menyimpulkan penolakan terhadap hubungan kausal/penyebab antara vaksin campak-gondong-rubela (MMR) dan gangguan spektrum autisme, yang dikenal sebagai autisme. Teks lengkap dari laporan ini tersedia di www.iom.edu/imsafety
Evidence shows genetics, not MMR vaccine, determines autism (AAP News December 1999) by Charles G. Prober, MD, FAAP. Bukti-bukti menunjukkan bahwa genetiklah, bukan vaksin MMR yang menyebabkan autisme
No evidence for measles, mumps, and rubella vaccine-associated inflammatory bowel disease or autism in a 14-year prospective study. (Lancet 1998;351:1327-8) (5-02-98) Studi pada 31 anak-anak di Finlandia dengan gejala-gejala
gastrointestinal setelah kira-kira 3 juta anak yang divaksinasi. Dr. Peltola dkk, setelah lebih dari 10 tahun mengikuti efek samping-efek samping yang berasosiasi dengan vaksin MMR, menemukan tidak adanya data yang menghubungkan antara vaksin MMR dengan gangguan perkembangan anak atau penyakit inflamasi usus.
No evidence to support an association between measles, measles vaccination and Crohn's disease - three letters in June 6 1998 British Medical Journal.
Tidak dijumpai adanya hubungan antara vaksinasi campak dengan penyakit Crohn

PERNYATAAN-PERNYATAAN PENTING SEPUTAR VAKSIN MMR & AUTISME

1. Pernyataan dari Departemen Kesehatan RI, Badan POM dan Ketua IDAI:
http://www.aventispasteur.co.id/artikel_004.htm
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia mengambil kesimpulan bahwa tidak ada kaitan antara kejadian autisme pada anak dengan imunisasi MMR.

2. Pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia/WHO:

a. Pernyataan WHO: MMR tidak ada hubungannya dengan Autisme.
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/mmr/mmr_autism/en/

b. Posisi WHO terhadap isu MMR & Autisme.
http://www.who.int/inf-pr-2001/en/state2001-02.html

c. Posisi WHO terhadap isu thiomersal dalam vaksin MMR menyebabkan autisme
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/thiomersal/en/
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/thiomersal/statement200308/en/index.html
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/thiomersal/questions/en/index.html

3. Pernyataan dan telaah Autisme dari CDC-Atlanta:
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/autism/default.htm
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/autism/cadata.htm
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/autism/autism-mmr.htm
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/gen/multiplevac.htm
Bobot dari bukti-bukti ilmiah yang saat ini ada tidak mendukung hipotesa bahwa vaksin menyebabkan autisme. Kami mengerti bahwa ketertarikan publik terhadap isu ini, dan oleh sebab itu mendukung riset tambahan terhadap hipotesa ini. CDC berkomitmen untuk menjaga keamanan, vaksin yang sangat efektif yang disuplai sepanjang sejarah.

4. Pernyataan dari American Academy of Pediatrics:
http://www.aap.org/advocacy/washing/23apr01.htm
American Academy of Pediatrics secara berkesinambungan merekomendasi para orang tua untuk memvaksinasi penuh anak-anaknya untuk mencegah penyakit yang berbahaya seperti campak. Walaupun ada usulan beberapa orang agar
kombinasi MMR dipisah, menurut kami tidak ada alasan untuk melakukan hal tsb.

5. Buku yang mengupas secara lengkap isu mengenai MMR & Autisme (102 halaman):
http://www.nap.edu/catalog/10101.html

6. Tambahan info dalam bahasa Indonesia:
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=189802&kat_id=13 “Vaksin MMR Tidak Menyebabkan Autis”
http://www.aventispasteur.co.id/artikel_view.asp?x=8 “Thimerosal dan Autisme”
http://www.aventispasteur.co.id/artikel_view.asp?x=2 “Vaksin MMR Apakah Hubungannya Dengan Autisme?”

Message #2: Vaksin adalah tindakan pencegahan yang sangat efektif.
Vaksin mempunyai dampak kemanusiaan yang sangat besar karena diciptakan untuk mencegah terjangkitnya penyakit-penyakit infeksi yang sering timbul dan mudah menular.

Mencegah sebelum terjadi jauh lebih baik daripada mengobati. Memang vaksin tidak memberikan proteksi 100%, tapi setidaknya bila si anak terkena penyakit yg sudah dapat.vaksinnya, maka kerugian yang ditimbulkan akan sangat berkurang.

Proses penemuan dan pembuatan dan launching suatu vaksin merupakan proses yang panjang, hard labor, dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum suatu vaksin dinyatakan aman (bukan sekedar efektif) bagi konsumennya. Implementasi program imunisasi itu merupakan kerjasama dankeputusan bersama dari banyak pihak seperti:

1. Organisasi internasional (WHO, Unicef)

2. Organisasi kemanusiaan (GAVI, PATH, dll)

3. Kebijakan nasional masing2 negara

4. Para peneliti dan institusi besarnya

5. Para pembuat vaksin

Semua pihak tidak akan bersusah payah seperti itu bila vaksin memang merugikan.

Message #3: Bahaya yang Anak Anda hadapi dengan penolakan/penundaan pemberian vaksin MMR bisa sangat fatal!!
Seluruh dunia sangat khawatir dengen meningkatnya wabah penyakit menular akibar virus MMR yg menyebabkan meningkatnya angka kematian bayi dan anak.

Tahukah Anda akibat yang bisa disebabkan oleh virus MMR? Mumps/gondongan bisa menyebabkan anak menjadi tuli. Virus measle/campak bisa menimbulkan radang otak atau viral encephalitis, dan bila terinfeksi bisa menyebabkan kerusakan pada otak, CP vegetatif (hidup – tetapi seperti tanaman akibat kerusakan otak) atau bahkan kematian. Virus rubella bisa menyebabkan bayi cacat (katarak, kelainan jantung, otaknya rusak dan kecil), dll.

Jangan karena imaginary scared, suatu ketakutan yang tidak beralasan dan tidak terbukti mengenai vaksin MMR-autis ini, anak anda malah didahapkan ke bahaya-bahaya nyata yang dapat terjadi bila tidak/menunda vaksin MMR, sebuah resiko tinggi yang tidak hanya berpotensi membahayakan jiwa, tetapi juga membuat cacat seumur hidup. Please be smart, for the sake of your children

Imunisasi merupakan upaya yg sangat cost-effective, aman, murah, mudah, dan tentunya lebih etis ENTUNYA LEBIH ETIS (DALAM BAHASA AWAMNYA LEBIH MANUSIAWI) KETIMBANG MEMBIARKAN ANAK JATUH SAKIT