Friday, September 30, 2005

Kapan Si Kecil Bebas Popok?

Take from : http://naila.rad.net.id/detail.aspx?id=N099

Terlalu lama memakai popok sekali pakai, anak jadi tidak mandiri dan tak peduli lingkungan.

Syanaz (4 tahun) sejak bayi hingga usia 3,5 tahun selalu memakai pampers. Ketika dia mau masuk sekolah, ibunya baru mulai melatihnya untuk tidak menggunakan popok sekali pakai itu. Namun, tetap saja setelah masuk sekolah di TK Kecil, Syanaz sering mengompol di rumah maupun di sekolah.

Menurut dr Pungky Ardani Kusuma SpA dari SMF (Staf Medik Fungsional) Kesehatan Anak RS Dr Sardjito/UGM, membiasakan anak memakai popok sekali pakai ada sisi positif maupun negatifnya. Sisi positifnya anak tidak basah bila sedang buang air kecil. Orang tua atau pengasuhnya pun tidak basah dan tidak bau pesing ketika bayi yang digendongnya sedang buang air kecil.

''Memang pemakaian pampers dari segi kebersihan luar untuk si anak maupun orang yang menggendongnya baik,''tuturnya. Namun, kata dia, ada juga sisi negatif dari penggunaan pampers.

Tidak risi
Orang sering menyebut pampers pada diapers alias popok sekali pakai. Belakangan popok ini memang banyak digunakan. Sebab, popok seperti ini dianggap praktis. Setelah dipakai bisa langsung dibuang. Tapi, beberapa peneliti dan penulis mengungkapkan bahwa bila si anak sudah waktunya belajar ke kamar kecil (toilet training) tetapi masih memakai popok, secara psikologis memang ada efek negatifnya.

Seorang anak yang selalu pakai popok sekali pakai pada saat buang air kecil maupun buang air besar tidak peka. Mengapa? Karena dengan selalu mengenakan popok seperti itu kapan saja buang air kecil/besar bisa dilakukan tanpa bermasalah dan tanpa merasa risi.

''Dengan selalu pakai pampers anak tetap merasa nyaman meskipun sedang buang air kecil maupun air besar, sehingga tidak ada rasa kepekaan. Padahal suatu ketika dia harus mengendalikan diri dengan toilet training-nya. Tidak mungkin si anak sampai besar akan selalu pakai pampers,''tutur Pungky yang juga ahli ginjal dan hipertensi pada anak ini. Jadi, dengan pemakaian popok sekali pakai terlalu lama, secara psikologis ada beberapa segi negatifnya, antara lain: Anak menjadi tidak peduli pada diri sendiri dan lama-lama tidak peduli pada lingkungan. Anak jadi tidak bertanggung jawab.

''Anak yang sudah berusia dua tahun dan tidak pakai pampers bila akan buang air kecil, pasti akan merasa malu bila buang air kecil sembarangan, sehingga bila sudah terasa akan buang air kecil biasanya akan rewel dan mengajak ibunya ke toilet. Namun, bila anak sudah berusia dua tahun masih selalu pakai pampers dia tidak akan tanggap terhadap lingkungannya. Dia akan buang air kecil di mana pun tidak masalah,'' kata Pungky.

Selain itu, ia menambahkan, anak yang terlalu lama pakai popok sekali pakai, tidak akan mandiri dan tidak peduli pada siapa pun. Lain halnya dengan anak yang hanya pakai popok seperti itu pada waktu bepergian dan di rumah diajarkan toilet training sejak dini. Anak akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan akan peduli terhadap lingkungannya. Bila ia mengompol di suatu ruangan atau di sekolah malu.

Ibu juga akan tahu bahasa tubuh si anak mulai dari kecil. ''Anak akan rewel menangis, kalau ia basah karena buang air kecil, sehingga orang tuanya akan segera mengganti celananya,'' kata Pungky.

Menurut dia, semakin anak besar bahasa tubuhnya akan semakin tampak. Misalnya, bila ia sudah bisa menahan diri. Lewat bahasa tubuh, dengan menggerak-gerakkan bagian tubuhnya orang tua akan tahu bahwa si anak ingin buang air kecil. Dengan begitu, orang tua bisa segera mengajaknya ke kamar kecil.

Pungky mengungkapkan ada berbagai pendapat soal sebaiknya sejak usia berapa anak mulai toilet training. Ada yang mengatakan bahwa toilet training itu bisa dimulai pada saat anak bisa duduk atau berusia sekitar sembilan bulan. Ada juga yang mengatakan bahwa toilet training bisa dimulai sesuai dengan kemampuan komunikasi dari bayi dan biasanya usia satu tahun. Yang lain menyebutkan saat yang baik untuk toilet training itu pada usia anak 18-30 bulan.

Pungky sendiri berpendapat, toilet training sebetulnya bisa dilakukan sejak bayi. Hal ini tergantung pada komunikasi ibu dan anak. Jika anak belum bisa duduk, anak digendong ke kamar mandi sambil organ genitalnya dirangsang dengan kapas yang dibasahi air, sehingga dia akan mengeluarkan urine. Apabila anak sudah bisa duduk, pada saat-saat tertentu anak diajak duduk di pispot dengan suasana nyaman untuk buang air kecil.

Pungky mengatakan biasanya pengosongan air kemih kira-kira sekitar 3-4 jam, tetapi pada waktu minumnya banyak dalam satu jam sudah penuh. Jadi, bila menjelang tidur anak banyak minum, maka kira-kira sudah lebih dari satu jam kemudian ia bisa dibawa ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kemudian setelah 3-4 jam sekali, anak dibangunkan dan dibawa ke kamar mandi untuk mengeluarkan air kemih lagi. Dengan dilatih seperti itu, bila suatu ketika dia ngompol, maka dia akan merasakan tidak nyaman. Pada saat tidak tidur pun setiap 3-4 jam anak juga diajarkan untuk mengeluarkan urinenya. Anak pun tidak terbiasa membasahi celananya dengan mengompol.

(nri )

Thursday, September 29, 2005

Antrian SPBU dan Demo

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM per Tanggal 1 Oktober 2005, membuat masyarakat resah gelisah dan akhirnya mereka menyatakan tidak setuju dengan merencanakan sebuah demo besar2 an hari ini. Sejak semalam, di semua SPBU terjadi antrian panjang dan membuat jalan2 macet, karena antrian tersebut sampai di jalan2 saking panjangnya.

Pemandangan antrian ini tidak hanya terjadi di jakarta saja, dari berita2 di koran dan elektronik, di daerah2 juga terjadi antrian dan kelangkaan BBM.
Bukan hanya BBM yang naik, semua harga2 juga bakalan ikut melonjak tinggi. Kenaikan BBM selalu memberi dampak kemana2, ke semua harga kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.

Ah, sebenarnya kenaikan harga2 ini mungkin tidak berpengaruh banyak bagi mereka2 yang berharta kebih, tapi bagi mereka yang sudah hidup dalam kesusahan, bulan depan, hidup mereka bakalan lebih susah dan sengsara.
Duuh, begitulah nasib menjadi orang yang tidak mampu, selalu menjadi orang yang tertindas dan sengsara.

Ya ALLAH, semoga secepatnya Engkau selamatkan Negeri ini. Berilah kebahagiaan bagi semua rakyat Indonesia yang belum beruntung. Bangkitkan negeri ini. Beri kesejahteraan bagi semua rakyat Indonesia. Bukalah hati para pemimpin dan pejabat negeri ini, agar mereka juga memperhatikan nasib rakyat2 yang tidak beruntung.

Thursday, September 22, 2005

Another Artikel About Avian Influenza

Takes from : www.medicastore.com

Flu Burung

DEFINISI
Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam > 38oC, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak dengan binatang tersebut dalam 7 hari terakhir. Terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.

PENYEBAB
Seseorang dinyatakan mengidap flu burung setelah pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif untuk virus influenza A (H5) seperti tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum. Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.

GEJALA
Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa: * Demam sekitar 39 derajat Celsius * Batuk * Lemas * Sakit tenggorokan * Sakit kepala * Tidak nafsu makan * Muntah * Nyeri perut * Nyeri sendi * Diare * Infeksi selaput mata (conjunctivitis) * Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing. Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.

DIAGNOSA
FAKTOR RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.

PENULARAN Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak. Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri. Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas akut ini. Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut. Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme liknk immuno sorbent assay), cairan saluran hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2). Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).

PENGOBATAN
Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivire. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya. Semua penderita yang telah memenuhi kriteria Flu Burung perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu di ruang isolasi. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama masa perawatan, penderita diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi simptomatis untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada kasus respiratory distressakan dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS. Penderita dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU).

PENCEGAHAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti: * Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup. * Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula. * Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik. * Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi. Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan: * Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan tangannya. * Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot. * Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas. * Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya. * Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara serologi pada pekerja ini. Sumber : Kompas.com dan Detik.com (Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta)

Thursday, September 01, 2005

Apakah Anak Saya Asma?

From idai website

Banyak anak asma yang tak terdiagnosis penyakitnya sehingga ditangani
sebagai penyakit lain dan keluhannya tak kunjung reda. Mengapa ? Dalam hal
kesehatan dan penyakit, banyak di antara kita menilai anak seperti orang
dewasa. Inilah pangkal masalahnya. Anak bukan orang dewasa dalam ukuran
kecil, jadi berbeda dengan orang dewasa. Banyak aspek kesehatan dan penyakit
yang berbeda pada anak dibanding orang dewasa.

Untuk penyakit sama, gejalanya yang menonjol bisa berbeda antara pasien
anak dan dewasa. Sebaliknya, gejala yang sama, misalnya batuk, bisa mengarah
ke penyakit yang berbeda anatara anak dan dewasa. Karena itu, orang tua
perlu memahami gejala pada anak yang patut dipikirkan kemungkinan ke arah
asma.

Asma pada anak tidak selalu memberi gejala sesak dan napas berbunyi
(mengi) seperti orang dewasa. Sering kali gejala yang menonjol hanya batuk,
tapi bukan sembarang batuk. Lalu, batuk seperti apa yang patut diduga asma?
Batuk yang "bandel".

Pengertian "bandel" mencakup beberapa keadaan yang mirip, yaitu batuk
berlangsung lama (dua minggu lebih), sulit sembuh, timbul berulang dalam
jangka pendek, atau membaik sebentar namun timbul lagi. Biasanya pasien
dengan batuk bandel sudah berkeliling berobat ke banyak dokter umum maupun
spesialis.

Pada orang dewasa, jika ditemukan gejala batuk yang bandel, dugaan
penyakit penyebab pertama adalah tuberkulosis (tb). Dugaan ini sering
diterapkan pada anak juga.

Pemeriksaannya berupa foto rontgen dengan penafsiran sangat subyektif.
Kemudian, bisa diduga ada "flek" dalam parunya sehingga diterapi tb. Jika
ternyata asma, maka usia pengobatan tb, batuknya akan tetap ada.

Perlu mengubah paradigma pemikiran jika menemui anak dengan batuk yang
bandel. Pertama, pikirkan kemungkinan ke arah asma, bukan Tb. Tb. pada anak
bisa memberi gejala batuk, namun bukan utama. Hal yang mendukung ke arah
asma diantaranya :

Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali
bentuk dan macamnya. Ada yang dari lingkungan rumah, berupa debu, asap
rokok, kapuk, atau bulu binatang. Faktor lain yang biasanya teramati orang
tua berbentuk makanan, misalnya permen, cokelat, makanan ringan mengandung
vetsin, gorengan, es, atau kacang. Pencetus lainnya adalah flu, aktivitas
fisik berlebihan hingga lelah, atau perubahan cuaca.

Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam
atau dini hari. Terkadang, perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam
hari, demikian ekstrem. Siang, tanpa batuk sama sekali, lalu malam justru
hebat sampai anak tidak bisa tidur. Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya.
Akibatnya anak mengantuk di sekolah, dan orang tuanya mengantuk saat
bekerja.

Sebagian besar asma didasari faktor alergi. Jadi, asma merupakan satu
bentuk penyakit alergi. Dalam riwayat keluarga, biasanya ditemui asma, serta
bentuk lain penyakit alergi, seperti eksim, pilek alergi, atau alergi obat
maupun makanan. Kalau perlu, ditelusuri riwayat keluarga besar sampai buyut,
kakek, paman, sepupu, dan seterusnya.

Hal yang diturunkan adalah bakat alerginya, namun manifestasinya bisa
berbeda. Warisan bakat ini pun bisa lompat generasi. Misalnya, kakek
mengidap alergi obat, anaknya mungkin tak memiliki manifestasi alergi, baru
pada cucunya timbul penyakit tersebut.

Hal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan
obat asma. Sering karena tidak terdiagnosis asma, pasien dengan batuk bandel
diberikan obat penekan batuk, tapi bentuknya malah kian menjadi. Pasien asma
memang tidak boleh diberikan obat tadi. Pasien akan mereda batuknya jika
diberikan obat asma.

Untuk mengonfirmasi diagnosis asma, perlu dilakukan pemeriksaan khusus
berupa uji fungsi paru. Untuk melaksanakannya, pasien perlu melakukan jurus
yang cukup kompleks. Biasanya, anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu
melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil.

Apabila ditemukan anak dengan batuk yang bandel disertai beragam fakta
yang menunjang seperti di atas, anak dapat didiagnosis sebagai asma. Jika
diagnosisnya tepat, tinggal masalah manajemennya

About Diare [again]

DIARRHEA - VOMITING

Hampir serupa dengan batuk, diare & muntah adalah anugerah terindah yang
Tuhan berikan pada manusia. Diare & muntah adalah mekanisme alami tubuh
untuk mengeluarkan racun, virus/kuman yang masuk ke dalam tubuh. Diare &
muntah itu ibarat alarm tubuh untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yg
tidak beres dalam tubuh kita.
Yang perlu dilakukan adalah mencari PENYEBAB nya.
Tidak perlu diberikan obat anti muntah atau obat untuk “mampet”kan diarenya.
Obat-obat tsb memang akan mengurangi/menghentikan diare/muntah, tetapi tidak mengobati penyakitnya.
Perbaikan tersebut bersifat “semu”. Ibarat bom waktu. Kita terkecoh seolah
anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko / efek samping.

PENYEBAB:

v >80% penyebabnya pada anak, terutama bayi, adalah virus. Dikenal juga
dengan ROTAVIRUS.
v Food poisoning
v Alergi makanan,
v Pemakaian antibiotik.

TATALAKSANA – CEGAH DEHIDRASI - Minum banyak

v ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit
atau oralit.
v Perbanyak minum.
v Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi (menjaga agar tidak dehidrasi). Kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai
dehidrasi teratasi

Kapan menghubungi dokter?
v Ada darah di tinja atau tinja berwarna hitam
v Tanda-tanda dehidrasi berat : tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering,
air mata kering ketika menangis, skin turgor menurun (jika tangan dicubit,
tidak akan kembali seperti semula), mata cekung, abdomen (sekitar perut)
cekung, fontanelle (ubun-ubun) pada bayi cekung.
v Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan
v Luar biasa lemas, layu

PRINSIP:

v Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Pada banyak kasus, antibiotik justru akan memperparah diarenya. Belum lagi pemakaian antibiotik tidak pada tempatnya akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida
v Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium,
juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, ensim, dsb.
v Pada diare biasa, tidak perlu mengganti susu formula.

- INGAT - Jangan memberikan obat anti muntah!!!!