Monday, December 26, 2005

Disiplin untuk Anak

dari http://wrm-indonesia.org/
Oleh: Mimin


Wednesday, 21 December 2005

Shaqi dan Waila, dua balita yang sedang asyik mengerubuti boks mainan. Awalnya Shaqi asyik bermain kereta-keretaan, dan Waila sedang membolak balik bukunya. Lama-kelamaan Waila bosan juga. Brukk! Buku bersarang di bawah kursi. Ia ternyata mulai tertarik pada mainan Shaqi. Dengan cepat Waila merebutnya, diiringi dengan teriakan dan tangisan Shaqi. Ibu Waila bergegas menghampiri.

“Waila! Kembalikan mainan Shaqi!”
“….” Waila malah memeluk mainan itu.
“Okay, kalo tidak dikembalikan, kita pulang!”
Mama Waila mengembalikan mainan itu pada Shaqi dan menarik Waila yang menangis pulang.

Tazkiya (1,5 tahun) sedang bermain atas karpet, Ayahnya duduk di atas sofa sambil membaca buku. Sesekali ia berjalan ke sana ke mari. Kaki kecil itu berlari lagi ke meja telepon. Digenggamnya gunting.
“Tazkiya!” Ayahnya memanggil. Tazkiya menoleh sambil nyengir. Ayahnya menggeleng. Tazkiya menjulurkan tangannya pada Ayahnya. Ayahnya bangkit dan mengambil gunting itu dari tangannya.
Kini ia mendekati stop kontak, tetapi menoleh dulu pada ayahnya minta persetujuan.
“No. Tidak boleh, Sayang. Kamu nanti sakit kalau sentuh itu.”
Tazkiya tertawa lucu. Lalu kembali ke mainannya di atas karpet.

Menangani anak-anak usia 1-10 tahun memang sama sekali tidak mudah. Biasanya orang tua, khususnya Ibu, yang memiliki anak sesusia itu dibuat pusing tujuh keliling menghadapi anaknya yang “nggak ada matinya”. Banyak hal yang dilakukan anak-anak usia itu, bahkan terkadang tidak kita duga-duga. Bisa jadi apa yang dilakukan anak tidak baik, tidak sopan, atau bahkan berbahaya. Penjelasan yang diberikan orang tua seringkali juga tidak dapat dimengerti anak. Sehingga akhirnya orang tua terpaksa memberikan hukuman untuk mengajarkan apa-apa yang seharusnya dilakukan.

Menerapkan disiplin pada anak adalah sebuah dilema bagi kebanyakan orang tua. Banyak juga yang tidak mengerti apa sebaiknya yang harus dilakukan orang tua saat menghadapi tingkah laku anak yang tidak terkontrol. Apakah hukuman cukup efektif bagi anak-anak, atau malah menimbulkan trauma? Yang pasti tidak mungkin kan, kita membiarkan anak melakukan hal-hal yang buruk?

Menurut Dr. Sears, disiplin bukanlah masalah bagaimana orang tua mengarahkan tingkah laku anak, tetapi bagaimana seorang anak termotivasi untuk bersikap baik. Kontrol diri harus muncul dari anak tersebut, bukan dari orang tua. Jawabannya bukan pada teknik-teknik mengontrol anak Anda, tetapi dalam hubungan anak dan orang tua, yaitu kasih sayang.

Ada beberapa gaya disiplin yang biasa diterapkan pada anak:

1. Gaya Otoriter
Kebiasaan ini terfokus pada orangtua sebagai figur otoriter yang harus ditaati oleh anaknya. Sisi positif dari gaya disiplin ini adalah bahwa orangtua harus bertanggung jawab terhadap anak-anak mereka. Banyak masalah disiplin anak saat ini bersumber dari tanggung jawab orang tua yang longgar terhadap anak-anak mereka. Yang jelas, gaya disiplin ini tidak dapat secara tunggal diterapkan, artinya gaya ini bisa menjadi variasi penerapan disiplin saat diperlukan. Karena jika hanya cara ini yang diterapkan, anak akan sulit mendapatkan kontrol dirinya. Jika orang tua tidak berada di sekitanya, anak itu akan berubah 180 derajat tingkah lakunya.

2. Pendekatan Komunikasi.
Teknik ini mengandalkan diskusi dalam mengatasi masalah. Jika seorang anak melakukan suatu kesalahan, orang tua akan mengajaknya bicara dan meminta pendapatnya tentang masalah itu. Di sini anak belajar berpikir analogi dan menentukan apakah suatu perbuatan baik atau tidak. Kelemahan teknik ini adalah bahwa ia cenderung menimbulkan kebiasaan permissive (serba boleh). Seringkali anak hanya mengetahui bahwa ini bagus dan itu tidak bagus, tetapi ia tidak termotivasi untuk melakukan dan menghindarinya. Atau jika tidak diajak bicara, dia tidak akan menggubris.

3. Pendekatan Modifikasi Tingkah Laku.
Metode yang diterapkan adalah memberlakukan time-out jika anak melakukan kesalahan. Yang dimunculkan adalah konsekuensi-konsekuensi. Misalnya, jika ia memukul temannya, ia tidak boleh ikut bermain. Intinya jika ia melakukan kesalahan, maka ia tidak akan menerima hukuman yang telah ditentukan. Kelemahannya adalah bahwa teknik ini dapat memunculkan rasa sakit hati dan dendam. Bukannya dia menyadari kesalahan yang dilakukannya, ia mungkin malah merasa dirinya tidak bersalah lalu menyimpan dendam.

4. Pendekatan Kasih Sayang
Metode ini tidak terlalu banyak menjadi perhatian orang tua dalam mendisiplinkan anaknya. Kebanyakan orang tua berpikir bahwa terlalu banyak memberikan ekspresi kasih sayang kepada anak justru akan membuat anak kelewat manja dan tidak mandiri. Menurut Dr. Sears, justru pendekatan ini yang menjadi dasar bagi beberapa metode disiplin di atas. Kasih sayang dapat dilakukan sejak usia anak 0 tahun. Antara lain dengan memeluk, menyusui, menggendong, mengayun, dan bermain dengannya. Penting bagi seorang ibu untuk segera merespon anak yang menangis dengan memeluk, menggendong, dan mengayunnya. Lakukan sesering mungkin. Jangan khawatir bahwa anak akan menjadi manja dan tidak mandiri.

Tiga teknik disiplin di atas dapat dilakukan di atas dasar teknik keempat, yakni pendekatan kasih sayang. Jika ketiga teknik tersebut diterapkan tanpa kasih sayang, yang terjadi adalah disiplin yang sifatnya temporer, sementara, dan rapuh. Tiga macam disiplin itu pun sifatnya kondisional, artinya harus melihat situasi dan kondisi, dan tidak dapat diterapkan secara tunggal.

Karena sifatnya sementara tadi, tidak akan muncul kontrol diri yang baik pada anak, padahal dari situlah disiplin bermula. Ketika dewasa nanti pun, anak-anak yang memiliki kontrol diri yang baik akan dapat mendisiplinkan dirinya terhadap apa-apa yang seharusnya ia lakukan dan tidak ia lakukan. Hubungan sosialnya juga lebih terbuka karena ia akan lebih mudah membuka dirinya utnuk mempercayai orang lain.

Jadi, ketika anak Anda menangis jangan pernah berpikir panjang, apakah saya harus memeluknya atau mendiamkannya hingga diam sendiri, atau malah berpikir bahwa anak Anda bermaksud mengelabui. Peluk dia, cari tahu dan penuhi kebutuhannya. Dengan demikian, Anda memberikan kasih sayang dan mengajarkan rasa percaya kepada orang lain.

[BungaTazkiya]
Sumber bacaan: The Discipline Book, Dr. Martin Sears

Thursday, December 22, 2005

Happy Monther's Day

Dear moms,
Happy Mother's day.
Hope we will always be the best mother for our children.
Hope we always be a funky mom, energetic and cheerfull.
Keep the love and warmth in our house.
Give our best for our family.

Thursday, December 15, 2005

Menyembuhkan Anak dari The Wanting Everything Syndrome



Oleh: Sylvie Gill

Tuesday, 13 December 2005
Setiap orang tua pasti ingin membahagiakan anaknya,
memenuhi semua keinginannya. Tetapi jika tidak hati-hati,
anak anda bisa terjebak The Wanting Everything Syndrome.
Bagaimana menghindarinya?
Simak beberapa tips berikut ini.

Tunjukkan nilai dari setiap benda/barang dengan jelas

“Tunjukkan kepada anak-anak benda / barang yang
betul-betul penting dan diperlukan” begitu kata Betsy Taylor,
Director of the Center for a New American Dream.
Tunjukkan juga kepada anak-anak bahwa jika
Anda membeli sesuatu benda/barang, hal itu dikarenakan
benda/barang tersebut mempunya nilai dan kegunaan untuk Anda,
bukan karena Anda hendak memamerkan barang tersebut
kepada orang lain. Taylor juga menambahkan, orang tua tidak perlu
takut membicarakan masalah uang kepada anak-anak :
“Jika Anda tidak mampu membeli sesuatu benda/barang
karena tidak mampu, jujurlah kepada anak-anak”.

Batasi Waktu Menonton TV

Menurut Susan E. Linn, EdD, seorang psikolog dari
Harvard Medical School, menonton sajian iklan TV perlahan-lahan
memberikan sebuah pesan yang salah kepada anak-anak :
bahwa kepemilikan akan sesuatu barang membuat kita bahagia.
Dampingi anak-anak ketika mereka menonton iklan TV,
bantu mereka dengan menerangkan pesan yang diberikan dari iklan tersebut.

Lakukan dan nikmati kegiatan lain yang bersifat non-materi

Fasilitas umum seperti taman atau pun taman hiburan yang
semakin langka di kota-kota besar, membuat kegiatan akhir pekan
kita kerap dipenuhi dengan hanya jalan-jalan ke pusat perbelanjaan
yang satu ke lainnya. Hal ini lambat laun akan menciptakan pola hidup
yang konsumtif kepada anak-anak. Cobalah melakukan kegiatan lain
yang melibatkan semua anggota keluarga seperti jalan pagi bersama,
membuat penganan kesukaan bersama di rumah,
melakukan hobi pekerjaan tangan, dan masih banyak lagi
kegiatan lain yang tidak melibatkan biaya besar, begitulah kira-kira
menurut Betsy Taylor. “Lakukan kegiatan-kegiatan yang lebih
melibatkan minds dan spirits, dan tidak melibatkan biaya besar.”

Ritual "Decommercialize"

“Jangan selalu merasa, wah saya harus membuat pesta ulang tahun
yang mahal dan bergengsi” saran Juliet Schor, seorang Professor
dari Harvard dalam tulisannya dengan judul : The Overspent American
(Harper Collins, 1999). Schor menyarankan agar dibuat kesepakatan
dalam keluarga Anda untuk mengurangi hadiah-hadiah yang biasa
diberikan saat Hari Raya, ulang tahun, dan sejenisnya.

Berikan Anak-anak jatah Uang Saku, tumbuhkan semangat
menabung dan bantu mereka cara mengaturnya

Sebuah survey di lakukan di Amerika pada tahun 1999 kepada
sekitar seribuan pembaca majalah anak-anak Zillions di kelompok usia
antara 9 – 14 tahun yang mendapat uang saku dari orang tuanya :
anak-anak ini cenderung mempunyai kebiasaan menabung dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mempunyai uang saku bulanan.
Jumlah uang saku bulanan yang dapat Anda berikan tergantung
dari kondisi dan situasi dari kota tempat Anda dan keluarga tinggal.
Bantu juga anak-anak cara mengatur uang, mana yang lebih penting
untuk dibeli terlebih dahulu dan mana benda/barang yang tidak perlu dibeli.

Jangan menunjukkan kasih sayang dan cinta Anda dengan
cara menghujaninya dengan hadiah-hadiah yang berlebihan

“Expose kepada hal-hal yang berbau materi dan bersifat kekayaan akan
memberikan dampak, kerinduan dan keinginan akan hal-hal yang berbau
materi pada diri anak-anak” begitu menurut Karen Bohlin EdD, Direktur dari
Center for Advancement of Ethics and Culture. Lambat laun dengan
berjalannya waktu pola pikir anak akan menjadi sangat materialistis.
Anda harus mengkondisikan sebuah suasana dimana anak-anak menjadi
anak-anak yang bersyukur dan jawaban yang didapat jika kita menanyakan
kepada mereka setelah mereka dewasa : kira-kira pengalaman masa kecil
yang paling berkesan? Jawaban mereka bukanlah hadiah-hadiah
yang pernah mereka terima. Mereka akan menjawab pertanyaan kita
dengan pengalaman yang manis ketika membantu ibu membuat
kue kering untuk Lebaran, Kue Bolu Kukus terenak di dunia buatan Nenek
contohnya atau menemani Ayah ke bengkel motor/mobil. Kasih yang
tidak terbatas dan tidak materialistis dari orang tua, ini lah yang sangat
diperlukan oleh anak-anak kita. Semoga mereka menjadi anak-anak
yang bersyukur atas rizki dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya. (Sylvie Gill)

Disadur dari : Ladies’ Home Journal
Artikel dari : http://wrm-indonesia.org
Image diambil dari : http://www.gettyimages.com

Tuesday, December 06, 2005

Untuk Ibu Sibuk dan Lelah

Artikel dari www.kompas.com


Merawat bayi, menyiapkan makanan, mengurus suami, beberes rumah, belum lagi pulang-pergi kerja, memang kerap menimbulkan stres.

Rasa-rasanya hampir tak ada waktu untuk beristirahat menyelonjorkan kaki. Kalaupun bisa, pasti ada satu "tugas" yang terlewatkan. Padahal, beristirahat agar bugar kembali, sangat Anda perlukan. Terutama bila baru memiliki bayi pertama. Apa yang membuat Anda tidak dapat melakukannya lagi? Tinggalkan semua masalah! Paling tidak untuk beberapa saat dan biarkan diri Anda beristirahat sepuasnya. Sudah saatnya Anda mengikuti 12 cara gampang demi mengatasi stres Anda.

1. Menulis Diary

Cari tempat dan waktu yang tenang dan mulailah menulis. Tidak ada pakem tertentu untuk menulis di diary, kecuali berkata jujur mengenai diri Anda. Bila perlu, kunci buku diary Anda untuk menjaga kerahasiaan agar Anda dapat mengungkapkan perasaan secara total. Diary membantu Anda dalam memproses pengalaman dalam kehidupan anda. Belilah buku diary yang menarik, yang Anda sukai, sehingga Anda akan menulis dengan perasaan senang. Miliki berbagai bentuk pena untuk disesuaikan dengan suasana hati.

Anda dapat menuliskan tentang segala sesuatu yang terjadi sehari-hari dalam kehidupan. Curahkan semua perasaan, mimpi, rencana masa depan, buku yang Anda gemari. Pokoknya, segala sesuatu yang menyentuh kehidupan Anda. Coba untuk tidak menuliskan pikiran-pikiran Anda dengan sempurna. Biarkan kata-kata yang digoreskan mengalir dan keluar secara spontan, sesuai dengan yang dirasakan dan dipikirkan pada saat itu. Tak perlu pula repot-repot soal tata bahasa atau ejaan yang salah.

2. Olahraga

Gerakkan tubuh! Berolahraga pasti memberi keuntungan bagi kesehatan tubuh. Olahraga dapat mengurangi stres dan meningkatkan stamina. Berdasar ratusan penelitian, telah terbukti bahwa olahraga merupakan salah satu cara yang terbaik untuk mengurangi stres. Olahraga dapat memperbaiki aliran darah ke otak, menambah gelombang alfa di otak yang berhubungan dengan ketenangan dan relaksasi, mengurangi tekanan darah, serta mengurangi ketegangan otot.

Jalan kaki merupakan pilihan olahraga yang baik, yang dapat dilakukan baik sendirian maupun bersama pasangan atau sambil mendorong kereta bayi. Lakukan di mana saja. Entah itu di halaman rumah, di taman, atau di sekitar tempat tinggal Anda.

3. Putar & Dengar Lagu Kesayangan

Kendurkan ketegangan yang dirasakan dengan mendengarkan musik. Putar lagu-lagu favorit. Pada umumnya, lagu yang kita pilih sesuai dengan suasana hati pada saat itu akan menimbulkan rasa tenang dan bahagia. Di satu saat, Anda ingin mendengarkan lagu-lagu yang tenang, tetapi di lain waktu lagu-lagu dengan musik keras pun Anda perlukan sehingga membuat Anda bergairah. Ikutlah besenandung atau bahkan berdansa. Biarkan musik menyejukkan hati Anda.

4. Tertawa

Pilih dan tonton film-film komedi, duduk santai, dan tertawa merupakan salah satu cara yang baik untuk kesehatan. Tertawa merupakan obat penenang stres yang manjur. Tertawa merangsang tubuh untuk memproduksi hormon yang menyebabkan otak mengendurkan stres. Bahkan hanya dengan memberikan senyuman, walaupun Anda sedang tidak bahagia, dapat menyebabkan zat kimia dalam tubuh berubah menjadi lebih baik, membantu menciptakan suasana hati yang bahagia.

5. Ciptakan Ritual

Jadikan hari-hari rutin Anda menjadi hari-hari yang istimewa. Ciptakan ritual. Ritual menimbulkan kenyamanan. Mulailah dengan memperkenalkan ritual ke dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah ritual dapat berupa hal-hal yang sangat sederhana seperti duduk berdua dengan pasangan dan berbagi teh hangat dari cangkir yang sama.

6. Makan Sehat

Makanan berdampak pada kita secara emosional. Makanan-makanan dengan kadar lemak rendah dan karbohidrat tinggi seperti donat, popcorn, kue-kue kering serta kue dari bahan beras, merangsang zat-zat kimia dari otak kita yang membantu menyejukkan bila sedang stres. Makanan yang sehat merupakan salah satu cara dasar untuk merawat tubuh. Ibu-ibu yang sibuk sering lupa makan dan atau mengganti makan siangnya dengan makanan-makanan berupa cemilan. Karbohidrat yang kompleks seperti roti gandum, pasta, dan buah-buahan memberikan tenaga yang dapat bertahan lama, sama halnya dengan makanan berprotein dengan kadar lemak rendah seperti ayam atau ikan yang dipanggang. Makanan dengan kadar lemak tinggi dapat terkuras habis karena mereka mengambil energi lebih banyak dari tubuh untuk dicerna.

7. Penuhi Kebutuhan Jiwa

Luangkan waktu untuk diri sendiri. Sisihkan waktu di mana Anda betul-betul memusatkan perhatian hanya pada diri Anda. Cari tempat di dalam rumah di mana Anda dapat menyendiri. Apakah di ruang kerja, di teras belakang rumah, atau minta suami pergi membawa anak-anak jalan-jalan sementara Anda tinggal sendirian di rumah. Jangan mengerjakan apa-apa. Tidur atau menonton film percintaan yang romantis, membaca surat-surat lama, atau apa saja. Yang penting, nikmati kesendirian Anda. Biarkan hari itu terbebas dari rutinitas dan dari jadwal-jadwal yang sudah ditentukan.

8. Luangkan Waktu Bersama Sahabat

Cari waktu yang tepat untuk bertemu sahabat wanita Anda. Sambil minum kopi atau teh hangat, nikmati kebersamaan itu, bercerita tentang apa saja, mulai dari hal-hal yang lucu-lucu, yang menarik dan ringan sampai kepada topik pembicaraan yang serius, bahkan yang mungkin membuat sedih. Wanita merasakan kenyamanan, dukungan, dan kedekatan tersendiri bila berada bersama-sama teman wanitanya. Sahabat tidak hanya untuk berbagi kesenangan dan keberhasilan tetapi juga kesedihan dan setiap momen dalam keseharian kehidupan kita.

9. Matahari Pagi

Jangan sia-siakan sinar matahari di pagi hari. Luangkan sedikit waktu agar terkena sinar matahari setiap pagi. Sistem ekologi yang bergeser dapat menghasilkan sinar matahari yang kurang memadai yang dapat menyebabkan depresi dan rasa lelah. Bahkan pada hari-hari yang mendung, jalan kaki dapat membantu menambah energi Anda.

10. Meditasi

Meditasi mengurangi tekanan darah dan secara dramatis membantu mengurangi tingkatan stres Anda. Meditasi, merenung, berdoa, dapat membantu membawa Anda menyentuh kembali sisi spiritual Anda. Ini juga merupakan cara yang paling efektif dari metode relaksasi, mengurangi tekanan darah, memperlambat pernafasan, mengendurkan otot-otot, dan membantu menyegarkan pikiran.

Untuk bermeditasi, tenangkan pikiran dan pusatkan perhatian hanya pada satu hal, yaitu pada pernafasan Anda atau pada cahaya lilin. Cari posisi yang relaks di mana Anda dapat merasa nyaman dalam melakukan meditasi. Bayangkan kesehatan Anda setiap kali menarik-mengembuskan nafas, rasakan seluruh stres yang ikut keluar ketika membuang nafas. Lakukan sebanyak yang diperlukan. Sesudah selesai melakukan meditasi, duduk tenang sampai Anda tubuh dan sekeliling terasa lebih segar serta damai.

11. Tidur Siang

Mengantuk? Cari tempat yang tenang dan nyaman, lalu tidurlah. Biarkan diri betul-betul merasa nyaman. Bahkan waktu yang hanya 20 menit untuk tidur siang dapat membuat Anda merasa segar kembali dan merasa lebih bersemangat sepanjang hari.

12. Berhubungan Intim

Jangan malas berintim-intim dengan suami. Ibu-ibu, terutama yang lelah, sering mengabaikan hal ini dan merasa malas melakukannya. Padahal, dengan berhubungan badan justru akan membuat diri merasa relaks, terutama seks yang memuaskan akan memberikan relaksasi yang mendalam. Tambahkan pijatan dan sentuhan dalam kebersamaan tadi. Anda pun akan terkejut dengan hasilnya: rasa segar dan relaks yang luar biasa! (Tabloid Nova)

Thursday, December 01, 2005

VAksin MMR menyebabkan Autisme?

Akhir-akhir ini pada sebagian masyarakat tersebar informasi tentang dugaan adanya hubungan antara autisme dengan imunisasiMMR (Measles, Mumps, Rubella) yang menimbulkan keresahan yang berbuntut penolakan dan penundaan terhadap imunisasi/vaksin MMR yang sedianya diciptakan untuk mencegah terjangkitnya penyakit infeksi akibat virus measles/campak, mumps/gondongan dan rubella, yang mematikan dan dapat mengakibatkan cacat seumur hidup pada anak.

PENJELASAN:
Message #1: Vaksin MMR (M=Measles/Campak; M=Mumps/Gondong; R=Rubella) terbukti tidak menyebabkan autis
Berbagai penelitian dan studi tidak menemukan bukti bahwa vaksin MMR dapat menyebabkan autis.
Studi terakhir berbasis populasi di London Utara telah dipublikasikan di British Medical Journal (BMJ 2002;324:393-396). 473 orang dengan gejala autisme yang lahir antara 1979 dan 1998 telah diperiksa.
Kesimpulan penelitian ini adalah sbb:
“Penelitian ini menemukan bahwa tidak adanya keterkaitan antara MMR dengan bentuk “varian baru” dari autisme dengan regresi perkembangan anak dan masalah usus (bowel disorder), dan merupakan suatu bukti yang lebih kuat untuk menyatakan tidak adanya keterlibatan vaksin MMR dengan inisiasi autisme.” STUDI-STUDI TERBARU MENGENAI MMR & EFEK SAMPING
The risk of seizures after receipt of whole-cell pertussis or measles, mumps, and rubella vaccine. N Engl J Med. 2001 Aug 30;345(9):656-61. Barlow WE et al.
Tidak ada konsekuensi efek samping jangka panjang yang ditemukan sehubungan dengan pemberian vaksin DPT dan MMR.
Measles-Mumps-Rubella Vaccine and Autistic Spectrum Disorder: Report From the New Challenges in Childhood Immunizations Conference Convened in Oak Brook, Illinois, June 12-13, 2000. Pediatrics 2001;107(5). Halsey, Neal
A.; Hyman, Susan L.
Para peneliti dalam studi ini mempelajari lebih dari 1.000 referensi yang ada di literatur ilmiah dan menggambarkan bahwa riset mereka tidak mendukung hipotesa bahwa vaksin MMR menyebabkan autisme, gangguan spektrum autisme atau penyakit inflamasi usus. Salinan komplit dari studi ini tersedia dalam versi online Pediatrik di
http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/107/5/e84
Institute of Medicine (IOM) Committee Rejects Causal Relationship Between Measles-Mumps-Rubella Vaccine and Autism Spectrum Disorder Pada suatu diskusi publik tgl. 23 April 2001, Komite institusi obat yang menelaah keamanan imunisasi mengeluarkan suatu laporan yang mana mereka menyimpulkan penolakan terhadap hubungan kausal/penyebab antara vaksin campak-gondong-rubela (MMR) dan gangguan spektrum autisme, yang dikenal sebagai autisme. Teks lengkap dari laporan ini tersedia di www.iom.edu/imsafety
Evidence shows genetics, not MMR vaccine, determines autism (AAP News December 1999) by Charles G. Prober, MD, FAAP. Bukti-bukti menunjukkan bahwa genetiklah, bukan vaksin MMR yang menyebabkan autisme
No evidence for measles, mumps, and rubella vaccine-associated inflammatory bowel disease or autism in a 14-year prospective study. (Lancet 1998;351:1327-8) (5-02-98) Studi pada 31 anak-anak di Finlandia dengan gejala-gejala
gastrointestinal setelah kira-kira 3 juta anak yang divaksinasi. Dr. Peltola dkk, setelah lebih dari 10 tahun mengikuti efek samping-efek samping yang berasosiasi dengan vaksin MMR, menemukan tidak adanya data yang menghubungkan antara vaksin MMR dengan gangguan perkembangan anak atau penyakit inflamasi usus.
No evidence to support an association between measles, measles vaccination and Crohn's disease - three letters in June 6 1998 British Medical Journal.
Tidak dijumpai adanya hubungan antara vaksinasi campak dengan penyakit Crohn

PERNYATAAN-PERNYATAAN PENTING SEPUTAR VAKSIN MMR & AUTISME

1. Pernyataan dari Departemen Kesehatan RI, Badan POM dan Ketua IDAI:
http://www.aventispasteur.co.id/artikel_004.htm
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Badan Pengawas Obat dan Makanan, dan Ikatan Dokter Anak Indonesia mengambil kesimpulan bahwa tidak ada kaitan antara kejadian autisme pada anak dengan imunisasi MMR.

2. Pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia/WHO:

a. Pernyataan WHO: MMR tidak ada hubungannya dengan Autisme.
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/mmr/mmr_autism/en/

b. Posisi WHO terhadap isu MMR & Autisme.
http://www.who.int/inf-pr-2001/en/state2001-02.html

c. Posisi WHO terhadap isu thiomersal dalam vaksin MMR menyebabkan autisme
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/thiomersal/en/
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/thiomersal/statement200308/en/index.html
http://www.who.int/vaccine_safety/topics/thiomersal/questions/en/index.html

3. Pernyataan dan telaah Autisme dari CDC-Atlanta:
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/autism/default.htm
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/autism/cadata.htm
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/autism/autism-mmr.htm
http://www.cdc.gov/nip/vacsafe/concerns/gen/multiplevac.htm
Bobot dari bukti-bukti ilmiah yang saat ini ada tidak mendukung hipotesa bahwa vaksin menyebabkan autisme. Kami mengerti bahwa ketertarikan publik terhadap isu ini, dan oleh sebab itu mendukung riset tambahan terhadap hipotesa ini. CDC berkomitmen untuk menjaga keamanan, vaksin yang sangat efektif yang disuplai sepanjang sejarah.

4. Pernyataan dari American Academy of Pediatrics:
http://www.aap.org/advocacy/washing/23apr01.htm
American Academy of Pediatrics secara berkesinambungan merekomendasi para orang tua untuk memvaksinasi penuh anak-anaknya untuk mencegah penyakit yang berbahaya seperti campak. Walaupun ada usulan beberapa orang agar
kombinasi MMR dipisah, menurut kami tidak ada alasan untuk melakukan hal tsb.

5. Buku yang mengupas secara lengkap isu mengenai MMR & Autisme (102 halaman):
http://www.nap.edu/catalog/10101.html

6. Tambahan info dalam bahasa Indonesia:
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=189802&kat_id=13 “Vaksin MMR Tidak Menyebabkan Autis”
http://www.aventispasteur.co.id/artikel_view.asp?x=8 “Thimerosal dan Autisme”
http://www.aventispasteur.co.id/artikel_view.asp?x=2 “Vaksin MMR Apakah Hubungannya Dengan Autisme?”

Message #2: Vaksin adalah tindakan pencegahan yang sangat efektif.
Vaksin mempunyai dampak kemanusiaan yang sangat besar karena diciptakan untuk mencegah terjangkitnya penyakit-penyakit infeksi yang sering timbul dan mudah menular.

Mencegah sebelum terjadi jauh lebih baik daripada mengobati. Memang vaksin tidak memberikan proteksi 100%, tapi setidaknya bila si anak terkena penyakit yg sudah dapat.vaksinnya, maka kerugian yang ditimbulkan akan sangat berkurang.

Proses penemuan dan pembuatan dan launching suatu vaksin merupakan proses yang panjang, hard labor, dan membutuhkan biaya yang sangat besar. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum suatu vaksin dinyatakan aman (bukan sekedar efektif) bagi konsumennya. Implementasi program imunisasi itu merupakan kerjasama dankeputusan bersama dari banyak pihak seperti:

1. Organisasi internasional (WHO, Unicef)

2. Organisasi kemanusiaan (GAVI, PATH, dll)

3. Kebijakan nasional masing2 negara

4. Para peneliti dan institusi besarnya

5. Para pembuat vaksin

Semua pihak tidak akan bersusah payah seperti itu bila vaksin memang merugikan.

Message #3: Bahaya yang Anak Anda hadapi dengan penolakan/penundaan pemberian vaksin MMR bisa sangat fatal!!
Seluruh dunia sangat khawatir dengen meningkatnya wabah penyakit menular akibar virus MMR yg menyebabkan meningkatnya angka kematian bayi dan anak.

Tahukah Anda akibat yang bisa disebabkan oleh virus MMR? Mumps/gondongan bisa menyebabkan anak menjadi tuli. Virus measle/campak bisa menimbulkan radang otak atau viral encephalitis, dan bila terinfeksi bisa menyebabkan kerusakan pada otak, CP vegetatif (hidup – tetapi seperti tanaman akibat kerusakan otak) atau bahkan kematian. Virus rubella bisa menyebabkan bayi cacat (katarak, kelainan jantung, otaknya rusak dan kecil), dll.

Jangan karena imaginary scared, suatu ketakutan yang tidak beralasan dan tidak terbukti mengenai vaksin MMR-autis ini, anak anda malah didahapkan ke bahaya-bahaya nyata yang dapat terjadi bila tidak/menunda vaksin MMR, sebuah resiko tinggi yang tidak hanya berpotensi membahayakan jiwa, tetapi juga membuat cacat seumur hidup. Please be smart, for the sake of your children

Imunisasi merupakan upaya yg sangat cost-effective, aman, murah, mudah, dan tentunya lebih etis ENTUNYA LEBIH ETIS (DALAM BAHASA AWAMNYA LEBIH MANUSIAWI) KETIMBANG MEMBIARKAN ANAK JATUH SAKIT

Wednesday, November 16, 2005

Masalah Klasik : Pengasuh Baru

Sepulang mudik dari kampung kemarin, saya terpaksa membawa pengasuh baru buat dek agi. pengasuh lama sebenarnya pengen ikut balik ke jakarta lagi, tapi karena anaknya dia ga ada yang jagain, akhirnya dia lebih memilih jaga anaknya aja di kampung.

Masalah klasik kembali muncul. Pengasuh Baru, berarti mengajari orang lagi. Dan ini adalah hal yang paling bikin saya stres. setiap kali ganti pengasuh, sayalah orang yang paling stress. Saya dan suami juga harus merelakan ikut bangun subuh2, ikut beres2 rumah. ini kali ketiga, saya harus mengajari pengasuh baru.

Saya adalah tipikal orang yang pengennya serba prefect, saya bukan tipe orang yang bisa sabar menghadapi kerja orang yang lelet. makanya, hal pergantian ini pasti bakal menyita otak dan pikiran saya, energi lahir bathin pokoknya. pengasuh yang pertama dulu, lumayan lah kerjanya untuk ukuran anak gadis usia 16 tahun. pengasuh yang kedua, karena udah pernah handle bayi, kerjanya juga palign bagus.

Sebenarnya saya pengen sekali pengasuh yang kedua ikut balik ke jakarta, tapi apa hendak di kata. pengasuh yang ketiga ini, sampai sekarang belum bisa membuat hati saya merasa sreg. walau usia udah 20an tahun, tapi mungkin karena dia juga cuman lulusan SD, jadinya otak dan kepinteran dia juga jauh dari apa yang saya harapkan. untuk masalah sopan santun juga membuat saya dan suami geleng-geleng kepala.

Wadow, pengen banget treak2 deh. pokoknya, saya pasti stres banget seperti ini bila harus berurusan dengan orang seperti itu. soal masakan, waduh, jauh banget deh dari harapan. soal jaga dek agi, ini yang paling parah. mungkin karena dia orang kampung, yang terbiasa menjagai adiknya hanya dengan menggendong dan memberi makan. jadinya, dia sama sekali belum bisa membuat dek agi nyaman di dekat dia.

Wadow wadow, pokoknya stres berat deh. harus mengajari semuanya dari nol. terus, kayaknya saya harus extra extra extra sabar menghadapi rewang baru ini. Semoga Allah memberikan kesabaran yang cukup untuk saya, supaya tidak mengambil keputusan yang babibu.wekekeke....

Tuesday, October 25, 2005

7 kalimat tabu untuk diucapkan ayah & ibu

Bicara pada anak, kelihatannya memang sepele. Tapi percayalah, jika tak jeli memilih kata-kata dan kalimat, bisa berdampak buruk bagi si kecil.

Tak mau, kan, buah hati jadi tak punya percaya diri, merasa dirinya jadi pecundang, atau terus-menerus diliputi rasa bersalah?

Sering, kan, kita dengar seorang ibu menegur balitanya dengan ucapan, "Kalau kamu enggak nurut, nanti Ibu tinggal!" Maksudnya, sih, supaya si anak menurut. Tapi yang sebetulnya terjadi, "ancaman" seperti itu hanya membuat perasaan anak terluka. Orang tua sering lupa, kalimat yang dilontarkan pada anak, amat berpengaruh pada rasa percaya diri, kesehatan emosional, dan kepribadiannya. Dengan kata lain, ada hubungan kuat antara kalimat yang dipakai dengan sikap dan tingkah anak kelak.

Sederet kata memang bisa berdampak positif, juga negatif. Asal tahu saja, bahasa bisa jadi salah satu sumber kekerasan terhadap anak. Pendek kata, perhatikan dan pilih betul kata-kata yang akan disampaikaan pada buah hati.

Kalau emosi sedang memuncak, coba, deh, tinggalkan si kecil sejenak, tarik napas dalam-dalam, jalan-jalan, atau minum air putih. Emosi pun akan turun dan kita jadi bisa berpikir lebih tenang. Setelah itu, baru ajak anak berkomunikasi.

Berikut sejumlah kalimat tabu untuk dilontarkan pada si buah hati.

1. "Gara-gara kamu, Ayah dan Ibu jadi pisah."

Tak seorang anak pun bisa dijadikan alasan perceraian orang tuanya. Seorang anak tak selayaknya menanggung beban yang sedemikian berat. Meski hal itu benar adanya dan disampaikan dengan halus, tetap saja anak akan merasa sangat bersalah. "Seandainya saya tak nakal, pasti Ayah dan Ibu enggak pisah," begitu yang seringkali timbul di benaknya.

2. "Kalau enggak berhenti menangis, Ibu tinggal kamu di sini!"

Ketakutan terbesar dari seorang anak adalah berpisah atau ditinggalkan sendirian. Apalagi oleh orang tuanya. Mengancam anak dengan kalimat seperti itu dengan tujuan anak mau menuruti perintah dan berhenti melakukan suatu tindakan, jelas tidak bijak. Lebih bijaksana jika memberinya pilihan. Misalnya, "Sayang, jika kamu tetap saja berteriak-teriak seperti itu, lebih baik kita pulang saja, ya. Ibu baru mau meneruskan belanja kalau kamu berhenti berteriak-teriak. Terserah, kamu mau pilih yang mana?" Alternatif lain adalah dengan mengalihkan perhatian anak atau menghentikan kegiatan untuk sementara. Siapa tahu, Anda atau si kecil memang sudah capek dan perlu istirahat.

3."Mestinya kamu malu pada diri sendiri."

Rasa bersalah akan segera menyergap anak jika kita mengucapkan kalimat seperti itu. Sementara orang tua justru yakin, kalau anak merasa bersalah, ia pasti bakal mengubah kelakuan dan jadi menurut. Memang, rasa bersalah atau rasa malu bisa membuat seseorang, termasuk anak, mengubah perilakunya sesuai yang diharapkan. Namun, jangan salah. Pada saat yang sama, ia juga akan merasa dirinya sebagai pecundang. "Saya memang anak nakal, tak bisa bikin orang tua senang," "Saya selalu salah," dan sebagainya. Ujung-ujungnya, rasa percaya diri anak menurun drastis.

4. "Kami tak pernah mengharapkan kamu."

"Nyesel rasanya Ibu melahirkan kamu! Kalau tahu kamu bakal senakal ini, lebih baik kamu tak lahir saja." Kalimat seperti ini sungguh tak bisa diampuni. Tak peduli apa kesalahan anak atau selembut apa pun disampaikan, tetap saja tak dibenarkan untuk dilontarkan. Sebab, hanya menunjukkan ada yang tak beres dalam hubungan orang tua dan anak. Jika ini yang terjadi, segera cari tahu, apa yang salah dalam hubungan dengan si kecil. kalau perlu, segera minta bantuan ahli.

5. "Kenapa, sih, enggak bisa seperti adikmu?"

Saat orang tua membandingkan anak dengan saudaranya, berarti salah satu di antaranya dianggap kurang. Kalimat ini membawa pesan pada anak, ia tak lebih pandai, tak lebih baik, dan tak lebih cakap dibanding saudaranya. Kalimat, "Kamu memang tak seperti kakakmu," akan membuatnya merasa dikucilkan dan bisa berdampak hingga ia dewasa.

Membanding-bandingkan antara saudara juga akan menciptakan persaingan tak sehat di antara mereka. Alhasil, mereka jadi "hobi" bertikai dan akhirnya merusak hubungan antar-anak. Terimalah setiap anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Ingat, tiap anak adalah individu unik.

6. "Pokoknya lakukan seperti kata Ibu!"

Kalimat ini membawa pesan, "Kamu, kan, anak kecil,tahu apa, sih? Ibu, kan, lebih tahu dan lebih pintar. Tugas saya adalah memberi tahu dan tugas kamu adalah mematuhi apa yang saya katakan!"

Kalimat ini akan menciptakan kebencian pada diri anak. Lain halnya jika disampaikan dalam bentuk yang bisa mengundang empati anak, semisal, "Ibu benar-benar capek, Sayang."

7. "Sini, biar Ibu yang bikinin."

"Sini, biar Mama yang kerjakan," "Kali ini, Ibu mau bantu kamu." Jika kalimat-kalimat itu selalu dilontarkaan setiap kali anak mendapat kesulitan, sama artinya dengan menciptakan rasa tak berdaya atau tak mampu dalam diri si kecil. Cara ini juga membuka peluang bagi anak untuk melakukan hal yang sama di masa depan.

Kalau cuma dilakukan sekali, sih, tak masalah. Tapi dua kali, berarti pola sudah tercipta. Tiga kali dan seterusnya? Berarti Anda sudah menciptakan pekerjaan baru bagi diri sendiri.

ORANG TUA BAIK, ANAK JUGA JADI BAIK

Memberi anak motivasi agar berperilaku baik, sebetulnya tak sulit, kok. Orang tua pun tak perlu menggunakan sikap otoriter yang justru bikin anak tertekan.

* Ubah sikap
Orang tua adalah model bagi anak. Jadi, coba cari tahu, apa yang membuat anak melakukan hal-hal yang tak Anda "setujui." Bisa saja, mereka meniru dari Anda. Coba catat, apa perilaku baik yang dilakukan anak minggu ini dan catat pula apa yang Anda lakukan di minggu yang sama. Jika Anda berlaku "baik," bisa dipastikan anak pun akan bertingkah baik pula.

* Buat aturan main
Apakah Anda sudah membuat aturan yang jelas di dalam keluarga? Termasuk untuk anak-anak Anda? Misalnya, setiap bangun tidur harus membereskan sendiri tempat tidur. Aturan akan membantu anak melakukan hal-hal positif tanpa kita perlu bersikap keras. Yang tak kalah penting, bersikaplah konsisten. Sekali Anda berkompromi dan melanggar aturan, anak pun akan punya cara untuk keluar dari aturan. Caranya? ya, dengan cari-cari alasan agar tak perlu ikut aturan.

* Cintai buah hati
Anak, di usia berapa pun, selalu ingin membuat orang tuanya senang. Mereka adalah makhluk yang dipenuhi kasih. Tak ada anak yang berniat mencelakakan ibunya, kan? Perhatian dan cinta orang tua yang tulus dan tanpa pamrih pada mereka adalah motivator terkuat bagi anak.

* Tetapkan tujuan
Apa, sih, sebetulnya tujuan Anda mendidik dan membesarkan anak? Coba tulis, apakah Anda ingin membesarkan anak menjadi orang yang penuh cinta kasih atau yang disiplin, dengan cara apa pun? Nah, cermati betul, apa kira-kira hasil yang akan diperoleh dari tujuan tadi. (Tabloid Nova)

Thursday, October 20, 2005

persiapan mudik

Sebentar lagi, dek agi ama mama mau mudik ke kampung. berikut list barang yang harus mama siapin :

  • Botol susu, minimal 5 buah
  • Container / tempat botol susu
  • Sterilizer / teko pemanas listrik / sabun cair
  • Tissue basah dan tissue biasa
  • Takaran susu
  • Waslap
  • Minyak kayu putih / minyak telon
  • Air bersih
  • Termos air panas
  • Diapers
  • Baju ganti
  • Maenan
  • Obat - obatan (tempra, pedyalite dll)
  • Bantal, selimut
  • Perlengkapan mandi
  • Antis
  • Mangkok makan

Wednesday, October 19, 2005

Dr Muhammad Syafii Antonio

Dari www.eramuslim.com, kebetulan nemu artikel soal syafii antonio, pakar ekonom yang oke menurut mama dek agi :D.

eramuslim - Dalam usia belia pakar ekonomi Syari'ah Dr. Muhammad Syafii Antonio (38 tahun) menjadi mualaf meski ditentang keras oleh keluarganya yang menganut agama Kong Hu Chu.

Sejak pertama kali menjalan ibadah puasa di bulan Ramadhan ia selalu menetapkan target-target antara lain bisa mengkhatamkan al-Qur'an sebanyak tiga sampai empat kali dan dalam membaca beberapa buku selama satu bulan penuh selama Ramadhan.

"Perasaan ketika menyambut Ramadhan, seolah-olah seperti menyambut kedatangan tamu agung yang dinanti-nantikan, karena Islamnya baru, jadi semangatnya masih tinggi," katanya pada eramuslim saat ditemui di sela-sela kesibukannya dalam kegiatan Ramadhan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Ia mengaku, setelah satu bulan memeluk agama Islam, sekitar tahun 1984-1985, di usianya yang baru memasuki 18 tahun ia sudah langsung bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan selalu menyempatkan membacanya setiap hari, bukan hanya pada bulan Ramadhan. Khusus pada bulan Ramadhan, Ia berusaha membacanya maksimal setengah juz sehabis sholat sehingga target tersebut dapat terlampaui.

"Namanya juga target, kadang terpenuhi kadang tidak, pernah suatu ketika, karena sudah mendekati Idul Fitri, masih tersisa 10 juz, sementara di rumah saya mati lampu, karena ingat harus selesai, akhirnya saya melanjutkan bacaan dengan bantuan penerangan lampu minyak tanah, saya membaca al-Qur'an semalaman, ketika sadar pagi harinya, hidung saya hitam semua terkena asap lampu minyak, tapi akhirnya beres juga," kenangnya sambil tertawa.

Ustadz Syafii mengatakan, ketika ia masuk Islam, semua teman-temannya sebayanya langsung tahu. Maklumlah, saat itu ia termasuk pemuda yang sangat aktif mengikuti berbagai pertandingan badminton antar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sukabumi.

"Karena mereka tahu dulunya saya anak Chinesse, ketika saya ke Masjid banyak yang pada melihat terutama anak wanita, lalu mereka berkata, 'Wah si cokin sudah Islam ya'," kisahnya.

Syafii mengaku sangat berat waktu pertama kali menjalankan ibadah puasa, karena ia harus menjalaninya seorang diri, di tengah lingkungan keluarga yang mayoritas non muslim. Ia juga mendapat tentangan keras dari kedua orang tuanya, namun Ia mencoba bersabar dalam menjalani ke-Islamannya. Saat itu ia berkeyakinan, karena perbedaan pandapat pada awal menjadi mualaf merupakan sunatullah.

"Dalam kehidupan terdapat perbedaan pendapat dan persepsi, kadang harus kita jalani dengan berat hati, tetapi saya coba untuk bersabar menjalaninya, karena cobaan yang saya alami belum seberapa dibandingkan cerita para sahabat yang sering saya baca," ungkap suami dari Mirna Rafki ini.

Ia mencoba memetik hikmah dari kemandiriannya. Ketika memutuskan untuk menjadi seorang Muslim, Syafii Antonio tidak lagi diakui anak oleh kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, ia pun meninggalkan rumah dan berhasil mendapakan beasiswa untuk melanjutkan sekolahnya.

"Saya pergi ke Pesantren An-Nizhom di Salabintana, Sukabumi, kemudian di sana saya mendapat bantuan tempat tinggal, meneruskan sekolah, mengaji dan setelah itu saya belajar ceramah, ilmu bahasa, tafsir dan hadist," ujar pria kelahiran 12 Mei 1967.

Setelah itu, Syafii sering ikut ustadznya berceramah di sana-sini. Karena rajinnya menyimak dan mencatat, hingga suatu saat ustadznya berhalangan, ia mencoba memberanikan diri berceramah menggantikan sang ustadz hingga sekarang Syafii dikenal sebagai da'i selain dikenal sebagai seorang pakar ekonomi Syari'ah.

Ia mengatakan, kebiasanya membaca sejak usia balita membuat dirinya dipaksa dewasa lebih cepat. Selama dua tahun sebelum memeluk Islam, ia melakukan kajian terhadap Islam dengan membaca buku tentang perbandingan agama.

"Buku perbandingan agama itulah yang menggiring saya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul. Saya membacanya berulang-ulang hingga sampai pada suatu kesimpulan, bahwa Islam itu agama yang komprehensif, mendorong persamaan ras dan komprehensif mengatur kehidupan rumah tangga, bisnis, ekonomi, politik, hukum, bahkan mulai dari bangun tidur sampai masuk kamar mandi dan memimpin parlemen ada aturannya," papar ustadz penggemar masakan Sunda ini.

Lantas bagaimana dengan bulan Ramadhan kali ini? Apalagi yang masih menjadi obsesinya?

Menjawab pertanyaan itu, Syafii hanya mengatakan bahwa ia akan berusaha mengaplikasikan takwa dalam bentuk yang terukur. Yakni dapat membedakan halal dan haram yang menirutnya persoalan ini sering dilupakan oleh kita sebagai manusia.

"Salah satu penyakit terbesar bangsa ini adalah tidak memperdulikan mana yang halal dan yang haram. Tapi dengan berpuasa kita didorong untuk menghindari yang haram, belajar disiplin stop makan dan minum, memiliki jiwa amanah, karena merasa diawasi oleh Allah dan juga berusaha membangkitkan respons sosial melalui ibadah zakat dan shodaqoh, serta yang terpenting adalah bagaimana saya dapat mewujudkan la’allakum tattaquun," tandas Ustadz Syafii menutup perbincangan dengan eramuslim. (novel/ln)

Thursday, October 13, 2005

Bersihnya Gigiku

Bersihnya Gigiku

Dari : http://www.sahabatnestle.co.id

Betapa senang melihat gigi geligi si kecil mulai tumbuh. Senyumnya pun tampak semakin manis. Seiring dengan bertambahnya usia pertumbuhan giginya pun mulai banyak dan si kecil sudah harus diajarkan untuk menyikat gigi sendiri. Bagaimana supaya menyikat gigi menjadi kegiatan yang menyenangkan?

Kesehatan Gigi Si Kecil
Rata-rata gigi mulai tumbuh di usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu yang biasanya akan tumbuh 2 di rahang bawah atau bisa juga di rahang yang lain. Saat si kecil berusia 3 tahun, gigi susunya akan tumbuh lengkap menjadi 20 buah.

Ketika gigi-gigi si kecil belum tumbuh, gusinyalah yang dibersihkan perlahan-lahan dengan kain kasa atau kapas steril yang dicelupkan ke air matang. Sebelum usianya 2 tahun, kegiatan menggosok gigi si kecil masih menjadi kewajiban Anda. Karena usianya masih sangat muda dan belum bisa berkumur, tidak dibutuhkan pasta gigi dalam kegiatan itu karena dikhawatirkan dapat tertelan olehnya.

Kira-kira pada usia 2 tahun, saat giginya mulai banyak, anak Anda sudah bisa diajar untuk menggosok gigi sendiri (atau sesuai rekomendasi dari dokter anak Anda). Namun, bukan berarti ia tak butuh bantuan Anda lagi setelah ia bisa menggosok gigi sendiri. Ahli dari Lucile Packard Children's Hospital, Amerika Serikat menyebutkan bahwa hingga usia 7-8 tahun, anak-anak tetap harus dibantu untuk menggosok gigi agar lebih bersih.

Mengajar balita menggosok gigi sendiri akan menjadi aktivitas yang menyenangkan bila Anda tahu trik-nya. Yang harus Anda perhatikan pertama kali adalah peralatan yang benar. Untuk menggosok gigi balita Anda, gunakanlah sikat gigi dengan kepala sikat berbulu halus khusus untuk anak-anak. Jangan lupa gunakan pasta gigi khusus anak-anak yang aman bila tertelan.

Berikut tip melatihnya menyikat gigi yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber:

  1. Gunakan Imajinasinya : Pada usia balita anak memiliki imajinasi yang tinggi. Mereka gemar bermain pura-pura berbelanja, main rumah-rumahan dan lainnya. Manfaatkanlah kesempatan ini juga untuk mengajarnya menggosok gigi. Hal ini diungkapkan oleh Jan Faull, seorang ahli perkembangan dan tingkah laku anak yang juga penulis buku Unplugging Power Struggles. Untuk memberinya pemahaman tentang pentingnya menyikat gigi, gunakan boneka yang memiliki gigi. Ceritakan padanya betapa si boneka sangat menyukai aktivitas menyikat gigi.
  2. Kemajuan Bukan Kesempurnaan : Pada awal 'pelajaran' menyikat gigi ini, tak perlu menuntut kesempurnaan dari si kecil. Ia baru berusia dua tahun, lho!. Tujuan Anda saat ini adalah menanamkan kebiasaan menyikat gigi agar giginya selalu bersih dan sehat.
  3. Pilih Sendiri : Biarkan si kecil memilih sendiri sikat gigi yang akan digunakannya (dengan bantuan Anda tentunya).
  4. Posisi Yang Tepat : Saat mengajari menggosok gigi, posisi Anda sebaiknya di belakang anak sambil memegang dagunya. Posisi ini akan membantu Anda melihat semua gigi anak. Sesekali boleh juga Anda pura-pura 'berlomba' menyikat gigi dengannya. Gunakan teknik menyikat gigi dengan gerakan berputar pada sekelompok gigi dan perlahan-lahan mencakup seluruh gigi.
  5. Terapkan Aturan : Sekurang-kurangnya si kecil harus menggosok gigi dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Berapa lama? Paling tidak 3-4 menit setiap kali menyikat. Kunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk memantau kesehatan giginya.

Sumber:

1. Bayi Sehat dan Terawat (Seri Ayahbunda)
2. http://familyfun.go.com/parenting/child
3. Dental and Oral Health, Lucile Packard Children's Hospital (http://lpch.org/diseasehealthinfo/healthlibrary)

Monday, October 10, 2005

Tantrum

Oleh Martina Rini S. Tasmin, SPsi.

source from http://www.e-psikologi.com/anak/290402.htm

Jakarta, 29 April 2002


Andi menangis, menjerit-jerit dan berguling-guling di lantai karena menuntut ibunya untuk membelikan mainan mobil-mobilan di sebuah hypermarket di Jakarta? Ibunya sudah berusaha membujuk Andi dan mengatakan bahwa sudah banyak mobil-mobilan di rumahnya. Namun Andi malah semakin menjadi-jadi. Ibunya menjadi serba salah, malu dan tidak berdaya menghadapi anaknya. Di satu sisi, ibunya tidak ingin membelikan mainan tersebut karena masih ada kebutuhan lain yang lebih mendesak. Namun disisi lain, kalau tidak dibelikan maka ia kuatir Andi akan menjerit-jerit semakin lama dan keras, sehingga menarik perhatian semua orang dan orang bisa saja menyangka dirinya adalah orangtua yang kejam. Ibunya menjadi bingung....., lalu akhirnya ia terpaksa membeli mainan yang diinginkan Andi. Benarkah tindakan sang Ibu?

Temper Tantrum


Kejadian di atas merupakan suatu kejadian yang disebut sebagai Temper Tantrums atau suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper Tantrum (untuk selanjutnya disebut sebagai Tantrum) seringkali muncul pada anak usia 15 (lima belas) bulan sampai 6 (enam) tahun.


Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit", dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1.. Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.

2.. Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.

3.. Lambat beradaptasi terhadap perubahan.

4.. Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.

5.. Mudah terprovokasi, gampang merasa marah/kesal.

6.. Sulit dialihkan perhatiannya.

Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Di bawah ini adalah beberapa contoh perilaku Tantrum, menurut tingkatan usia:

1. Di bawah usia 3 tahun:

a.. Menangis
b.. Menggigit
c.. Memukul
d.. Menendang
e.. Menjerit
f.. Memekik-mekik
a.. Melengkungkan punggung
b.. Melempar badan ke lantai
c.. Memukul-mukulkan tangan
d.. Menahan nafas
e.. Membentur-benturkan kepala
f.. Melempar-lempar barang

2. Usia 3 - 4 tahun:
a.. Perilaku-perilaku tersebut diatas
b.. Menghentak-hentakan kaki
c.. Berteriak-teriak
a.. Meninju
b.. Membanting pintu
c.. Mengkritik
d.. Merengek

3. Usia 5 tahun ke atas
a.. Perilaku- perilaku tersebut pada 2 (dua) kategori usia di atas

b.. Memaki

c.. Menyumpah

d.. Memukul kakak/adik atau temannya

e.. Mengkritik diri sendiri

f.. Memecahkan barang dengan sengaja

g.. Mengancam

Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.

Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan, seperti pada contoh kasus di awal.

2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.

Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan.

Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum. Contoh lain: anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.

4. Pola asuh orangtua

Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa Tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum. Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.

5. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.

6. Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).

Tindakan

Dalam buku Tantrums Secret to Calming the Storm (La Forge: 1996) banyak ahli perkembangan anak menilai bahwa Tantrum adalah suatu perilaku yang masih tergolong normal yang merupakan bagian dari proses perkembangan, suatu periode dalam perkembangan fisik, kognitif dan emosi anak. Sebagai bagian dari proses perkembangan, episode Tantrum pasti berakhir. Beberapa hal positif yang bisa dilihat dari perilaku Tantrum adalah bahwa dengan Tantrum anak ingin menunjukkan independensinya, mengekpresikan individualitasnya, mengemukakan pendapatnya, mengeluarkan rasa marah dan frustrasi dan membuat orang dewasa mengerti kalau mereka bingung, lelah atau sakit. Namun demikian bukan berarti bahwa Tantrum sebaiknya harus dipuji dan disemangati (encourage). Jika orangtua membiarkan Tantrum berkuasa (dengan memperbolehkan anak mendapatkan yang diinginkannya setelah ia Tantrum, seperti ilustrasi di atas) atau bereaksi dengan hukuman-hukuman yang keras dan paksaan-paksaan, maka berarti orangtua sudah menyemangati dan memberi contoh pada anak untuk bertindak kasar dan agresif (padahal sebenarnya tentu orangtua tidak setuju dan tidak menginginkan hal tersebut). Dengan bertindak keliru dalam menyikapi Tantrum, orangtua juga menjadi kehilangan satu kesempatan baik untuk mengajarkan anak tentang bagaimana caranya bereaksi terhadap emosi-emosi yang normal (marah, frustrasi, takut, jengkel, dll) secara wajar dan bagaimana bertindak dengan cara yang tepat sehingga tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika sedang merasakan emosi tersebut.

Pertanyaan sebagian besar orangtua adalah bagaimana cara terbaik dalam menyikapi anak yang mengalami Tantrum. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami mencoba untuk memberikan beberapa saran tentang tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua untuk mengatasi hal tersebut. Tindakan-tindakan ini terbagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:

1.. Mencegah terjadinya Tantrum

2.. Menangani Anak yang sedang mengalami Tantrum

3.. Menangani anak pasca Tantrum

Pencegahan

Langkah pertama untuk mencegah terjadinya Tantrum adalah dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan anak, dan mengetahui secara pasti pada kondisi-kondisi seperti apa muncul Tantrum pada si anak. Misalnya, kalau orangtua tahu bahwa anaknya merupakan anak yang aktif bergerak dan gampang stres jika terlalu lama diam dalam mobil di perjalanan yang cukup panjang. Maka supaya ia tidak Tantrum, orangtua perlu mengatur agar selama perjalanan diusahakan sering-sering beristirahat di jalan, untuk memberikan waktu bagi anak berlari-lari di luar mobil.

Tantrum juga dapat dipicu karena stres akibat tugas-tugas sekolah yang harus dikerjakan anak. Dalam hal ini mendampingi anak pada saat ia mengerjakan tugas-tugas dari sekolah (bukan membuatkan tugas-tugasnya lho!!!) dan mengajarkan hal-hal yang dianggap sulit, akan membantu mengurangi stres pada anak karena beban sekolah tersebut. Mendampingi anak bahkan tidak terbatas pada tugas-tugas sekolah, tapi juga pada permainan-permainan, sebaiknya anak pun didampingi orangtua, sehingga ketika ia mengalami kesulitan orangtua dapat membantu dengan memberikan petunjuk.

Langkah kedua dalam mencegah Tantrum adalah dengan melihat bagaimana cara orangtua mengasuh anaknya. Apakah anak terlalu dimanjakan? Apakah orangtua bertindak terlalu melindungi (over protective), dan terlalu suka melarang? Apakah kedua orangtua selalu seia-sekata dalam mengasuh anak? Apakah orangtua menunjukkan konsistensi dalam perkataan dan perbuatan?

Jika anda merasa terlalu memanjakan anak, terlalu melindungi dan seringkali melarang anak untuk melakukan aktivitas yang sebenarnya sangat dibutuhkan anak, jangan heran jika anak akan mudah tantrum jika kemauannya tidak dituruti. Konsistensi dan kesamaan persepsi dalam mengasuh anak juga sangat berperan. Jika ada ketidaksepakatan, orangtua sebaiknya jangan berdebat dan beragumentasi satu sama lain di depan anak, agar tidak menimbulkan kebingungan dan rasa tidak aman pada anak. Orangtua hendaknya menjaga agar anak selalu melihat bahwa orangtuanya selalu sepakat dan rukun.

Kembali ke atas

Ketika Tantrum Terjadi

Jika Tantrum tidak bisa dicegah dan tetap terjadi, maka beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh orangtua adalah:

1.. Memastikan segalanya aman. Jika Tantrum terjadi di muka umum, pindahkan anak ke tempat yang aman untuknya melampiaskan emosi. Selama Tantrum (di rumah maupun di luar rumah), jauhkan anak dari benda-benda, baik benda-benda yang membahayakan dirinya atau justru jika ia yang membahayakan keberadaan benda-benda tersebut. Atau jika selama Tantrum anak jadi menyakiti teman maupun orangtuanya sendiri, jauhkan anak dari temannya tersebut dan jauhkan diri Anda dari si anak.

2.. Orangtua harus tetap tenang, berusaha menjaga emosinya sendiri agar tetap tenang. Jaga emosi jangan sampai memukul dan berteriak-teriak marah pada anak.

3.. Tidak mengacuhkan Tantrum anak (ignore). Selama Tantrum berlangsung, sebaiknya tidak membujuk-bujuk, tidak berargumen, tidak memberikan nasihat-nasihat moral agar anak menghentikan Tantrumnya, karena anak toh tidak akan menanggapi/mendengarkan. Usaha menghentikan Tantrum seperti itu malah biasanya seperti menyiram bensin dalam api, anak akan semakin lama Tantrumnya dan meningkat intensitasnya. Yang terbaik adalah membiarkannya. Tantrum justru lebih cepat berakhir jika orangtua tidak berusaha menghentikannnya dengan bujuk rayu atau paksaan.

4.. Jika perilaku Tantrum dari menit ke menit malahan bertambah buruk dan tidak selesai-selesai, selama anak tidak memukul-mukul Anda, peluk anak dengan rasa cinta. Tapi jika rasanya tidak bisa memeluk anak dengan cinta (karena Anda sendiri rasanya malu dan jengkel dengan kelakuan anak), minimal Anda duduk atau berdiri berada dekat dengannya. Selama melakukan hal inipun tidak perlu sambil menasihati atau complaint (dengan berkata: "kamu kok begitu sih nak, bikin mama-papa sedih"; "kamu kan sudah besar, jangan seperti anak kecil lagi dong"), kalau ingin mengatakan sesuatu, cukup misalnya dengan mengatakan "mama/papa sayang kamu", "mama ada di sini sampai kamu selesai". Yang penting di sini adalah memastikan bahwa anak merasa aman dan tahu bahwa orangtuanya ada dan tidak menolak (abandon) dia.

Kembali ke atas

Ketika Tantrum Telah Berlalu

Saat Tantrum anak sudah berhenti, seberapapun parahnya ledakan emosi yang telah terjadi tersebut, janganlah diikuti dengan hukuman, nasihat-nasihat, teguran, maupun sindiran. Juga jangan diberikan hadiah apapun, dan anak tetap tidak boleh mendapatkan apa yang diinginkan (jika Tantrum terjadi karena menginginkan sesuatu). Dengan tetap tidak memberikan apa yang diinginkan si anak, orangtua akan terlihat konsisten dan anak akan belajar bahwa ia tidak bisa memanipulasi orangtuanya.

Berikanlah rasa cinta dan rasa aman Anda kepada anak. Ajak anak, membaca buku atau bermain sepeda bersama. Tunjukkan kepada anak, sekalipun ia telah berbuat salah, sebagai orangtua Anda tetap mengasihinya.

Setelah Tantrum berakhir, orangtua perlu mengevaluasi mengapa sampai terjadi Tantrum. Apakah benar-benar anak yang berbuat salah atau orangtua yang salah merespon perbuatan/keinginan anak? Atau karena anak merasa lelah, frustrasi, lapar, atau sakit? Berpikir ulang ini perlu, agar orangtua bisa mencegah Tantrum berikutnya.

Jika anak yang dianggap salah, orangtua perlu berpikir untuk mengajarkan kepada anak nilai-nilai atau cara-cara baru agar anak tidak mengulangi kesalahannya. Kalau memang ingin mengajar dan memberi nasihat, jangan dilakukan setelah Tantrum berakhir, tapi lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan nyaman bagi orangtua dan anak. Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika Tantrum belum dimulai, bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi Tantrum. Saat orangtua dan anak sedang gembira, tidak merasa frustrasi, lelah dan lapar merupakan saat yang ideal.

Kembali ke atas

Dari uraian diatas dapat terlihat bahwa kalau orangtua memiliki anak yang "sulit" dan mudah menjadi Tantrum, tentu tidak adil jika dikatakan sepenuhnya kesalahan orangtua. Namun harus diakui bahwa orangtualah yang punya peranan untuk membimbing anak dalam mengatur emosinya dan mempermudah kehidupan anak agar Tantrum tidak terus-menerus meletup. Beberapa saran diatas mungkin dapat berguna bagi anda terutama bagi para ibu/ayah muda yang belum memiliki pengalaman mengasuh anak. Selamat membaca, semoga bermanfaat.(jp)

Friday, October 07, 2005

Kursus Kilat belajar jalan

Take from w3.hanyawanita.com

Semua orang mahfum bahwa merawat anak kecil akan membuat Anda menjadi 'langsing' alias capek. Baru saja selesai dengan fase terbangun dan menangis di malam hari, genap usia setahun biasanya disusul dengan perkembangan si kecil yang pesat dan mulai belajar berjalan.

Bagaimana pun capeknya, toh rasanya pasti tidak seberapa dibandingkan dengan kebahagiaan Anda melihat si kecil sudah bisa bergerak dengan merangkak atau berjalan ke mana pun dia mau. Padahal berdiri saja belum tegak benar dan kalau melangkah masih terlihat miring ke kiri ke kanan.

Melihat gaya 'jalan mabuknya' mungkin Anda sebagai orang tua justru akan lebih was-was karena kuatir buah hati kesayangan Anda jatuh dan terantuk. Akibatnya eksplorasi si kecil jadi malah terbatas. Padahal pengalaman jatuh saat belajar berjalan itu justru merupakan pengalaman yang sangat berharga untuknya. Justru ketika anak terjatuh, ia akan merasa makin tertantang dan berintrospeksi. Momen jatuh inilah yang bisa dijadikan anak untuk berintrospeksi, tentunya setelah diarahkan orang tua. Ia akan belajar saat menghadapi jalan licin, memori mengenai pengalaman tak enak tadi akan muncul kembali bahwa di tempat licin ia harus pegangan dan hati-hati supaya tidak jatuh lagi.

Refleks semacam ini jika muncul terus-menerus akan terakumulasi sebagai suatu bentuk keterampilan yang membuat anak siaga. Makin kaya pengalaman yang didapat, kian banyak proses pembelajaran dan data yang diperoleh anak sebagai bekalnya untuk bisa berjalan normal seperti orang dewasa. Kami dengan senang hati akan memberi beberapa langkah untuk membantu dan menstimulasi buah hati Anda cepat pandai berjalan. Simak deh..

  • Saat si kecil berusia 9-11 bulan dan bisa berdiri sendiri, perhatikan dengan seksama apakah berdirinya sudah tegak dan seberapa lama ia mampu bertahan. Jika belum, jangan bosan melatihnya kembali sampai anak bisa berdiri tegap untuk waktu cukup lama. Pancing dengan mainan favorit si kecil di atas kepalanya. Ini akan menantangnya untuk menggapai-gapai mainan tersebut dan berusaha menegakkan badannya.
  • Jika ia sudah bisa berdiri sendiri tanpa berpegangan, amati apakah sudah bisa mantap berdiri dan berapa lama ia bisa bertahan. Jika sudah bisa berdiri tegap, itu berarti anak sudah siap mendapat stimulasi berjalan. Perhatikan apakah posisi jari kaki anak menekuk atau tidak. Jika menekuk, itu tandanya dia masih perlu stimulasi supaya berani dan terbiasa menahan berat badannya dengan bertumpu pada kedua kakinya.
  • Bila jari kakinya tidak menekuk, mulailah mengajaknya untuk mau ditatih. Biarkan kedua tangannya memegangi kedua tangan ANda lalu ajaklah ia melangkahkan kakinya. Bila susah dan belum terbiasa, posisikan kedua telapak kakinya di atas punggung kaki kita. Sambil tangan kita tetap memegangi kedua tangannya, ajaklah ia melangkah. Agar suasananya menyenangkan dendangkan lagu saat kita melangkahkan kaki.
  • Begitu anak bisa berjalan merambat, umumnya anak tahu bagaimana caranya menggerakkan kakinya ke depan dan ke samping. Nah, inilah momen paling tepat untuk mengajaknya mau ditatih. Berikan kesan bahwa bisa berjalan itu menyenangkan.
  • Begitu langkah anak sudah teratur, beranikan diri untuk hanya memberikan jari telunjuk tangan kanan dan kiri kita untuk dipegangi anak selagi ia ditatih. Biarkan anak melangkahkan kakinya. Orang tua tinggal mengikutinya saja dan wajib mengerem atau mengalihkan arah jika anak menuju ke tempat yang dianggap mengundang bahaya.
  • Bila ia terlihat tak lagi mengalami kesulitan dan mulai lancar, saatnyalah menstimulasinya agar mau berjalan sendiri tanpa merambat atau kita pegangi. Kemudian berilah dia stimulus yang bisa memancingnya untuk bergerak dengan cara melangkah menuju arah stimulus tersebut. Bentuk pancingan ini macam-macam, bisa mainan bisa pula makanan kesukaannya.
Yang jelas, biasakan si kecil dengan latihan-latihan ini rutin dan terus-menerus setiap hari agar ototnya juga terlatih dan ia menggemari kegiatan barunya. Nah, boleh kok langsung dicoba..

Tuesday, October 04, 2005

Makanan Super Buat Buah Hati

Suatu hari saat mengantar Adi (5 tahun) ke sekolah, Nita (32 tahun) tertegun. Ia terperangah oleh kelakuan salah satu teman buah hatinya yang bernama Tito. Walaupun Tito seumuran dengan Adi, tapi Tito tampaknya jauh lebih aktif dan daya tangkapnya sangat cepat. Bukan bermaksud mengecilkan arti kemampuan Adi, tetapi dengan jujur Nita mengakui dalam hati bahwa Adi memang agak lamban dalam menangkap dan memahami.

Pernah dengar tentang masalah kurang gizi yang menimpa anak-anak di daerah miskin? Selain terlihat dari bentuk fisik , kurangnya pasokan makanan bergizi ini juga akan berpengaruh pada kemampuan berpikir anak-anak. Tidak jarang, seperti pada kasus Nita dan Adi tadi, terjadi di kota besar dan dari kalangan mampu. Mungkin saja disebabkan karena Nita terlalu sibuk bekerja dan perawatan Adi dipercayakan pada pengasuhnya. Padahal di luar pengawasan Nita, ia juga tidak tahu sudah sesuaikah menu makanan yang dikonsumsi Adi selama diasuh oleh baby sitter.

Jenis makanan tertentu, memang terbukti sangat bermanfaat bagi pertumbuhan kemampuan otak anak. Bahkan beberapa makanan yang tampaknya sangat sederhana, ternyata menyimpan kandungan gizi tinggi yang sangat bermanfaat bagi perkembangan otak. Penasaran mengetahui apa saja sih yang masuk dalam daftar makanan super ini? Silahkan disimak..

Telur

Telur memang kaya akan kandungan protein, seng, vitamin A (untuk penglihatan), vitamin D (untuk pertumbuhan tulang) dan vitamin E (untuk mencegah penyakit) serta B12 (penting untuk membentuk sel darah merah). Kuning telur mengandung lecithin yang dianggap penting sebagai makanan otak, baik untuk daya ingat dan konsentrasi karena mengandung jat besi yang penting bagi fungsi otak. Sudah sebegitu lengkapnya, alangkah sayangnya bila tidak dikonsumsi si buyung dan upik.

Minyak ikan

Beberapa jenis asam lemak tidak dibuat dalam tubuh dan mesti didapat dari makanan. Lemak menjadi komponen utama otak dan bagian besar dari otak terdiri dari asam lemak yang memainkan peranan penting dalam fungsi sel otak.

Kiwi

Seperti halnya Anda, si kecil juga tidak terkecuali membutuhkan pasokan vitamin C. Selain jeruk, Anda bisa mempertimbangkan buah kiwi sebagai sumbernya. Buah satu mengandung hampir dua kali vitamin C dibanding jeruk. Vitamin C penting untuk menyerap zat besi dari makanan. Plusnya lagi, Anda bisa ikutan mengkonsumsinya, karena satu buah kiwi saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin C orang dewasa selama sehari.

Pisang

Pisang adalah sumber karbohidrat dengan kandungan energi yang baik. Makan satu pisang sebagai snack akan membantu anak Anda menjaga tingkat energi dan konsentrasi sepanjang pagi. Mulai sekarang pertimbangkan pisang sebagai salah satu varian snack tengah hari mereka karena jauh lebih sehat dibanding biscuit biasa.

Buah-buahan kering

Cobalah untuk mengenalkan buah-buahan kering pada anak Anda sebagai pudding atau snack tengah hari. Buah-buahan kering kaya akan zat besi dan sumber energi.

Keju

Tidak hanya enak dimakan, keju adalah makanan kaya gizi, protein dan kalsium yang baik untuk kesehatan tulang dan gigi. Tidak hanya itu, karena keju membantu menetralisir asam penyebab kebusukan gigi. Baik untuk menjaga gigi susu dan calon gigi tetap anak-anak Anda.

Sereal

Satu mangkuk sereal baik untuk mengawali hari tetapi Anda memilihnya harus hati-hati karena banyak sereal mengandung hampir 50 persen gula dengan sedikit serat, vitamin dan mineral. Sereal bisa dipertimbangkan untuk sarapan, tapi sebaiknya biasakan si kecil sarapan dengan makanan 'sungguhan' alias menu nasi dengan telur misalnya.

-- sumber : www.hanyawanita.com --

Friday, September 30, 2005

Kapan Si Kecil Bebas Popok?

Take from : http://naila.rad.net.id/detail.aspx?id=N099

Terlalu lama memakai popok sekali pakai, anak jadi tidak mandiri dan tak peduli lingkungan.

Syanaz (4 tahun) sejak bayi hingga usia 3,5 tahun selalu memakai pampers. Ketika dia mau masuk sekolah, ibunya baru mulai melatihnya untuk tidak menggunakan popok sekali pakai itu. Namun, tetap saja setelah masuk sekolah di TK Kecil, Syanaz sering mengompol di rumah maupun di sekolah.

Menurut dr Pungky Ardani Kusuma SpA dari SMF (Staf Medik Fungsional) Kesehatan Anak RS Dr Sardjito/UGM, membiasakan anak memakai popok sekali pakai ada sisi positif maupun negatifnya. Sisi positifnya anak tidak basah bila sedang buang air kecil. Orang tua atau pengasuhnya pun tidak basah dan tidak bau pesing ketika bayi yang digendongnya sedang buang air kecil.

''Memang pemakaian pampers dari segi kebersihan luar untuk si anak maupun orang yang menggendongnya baik,''tuturnya. Namun, kata dia, ada juga sisi negatif dari penggunaan pampers.

Tidak risi
Orang sering menyebut pampers pada diapers alias popok sekali pakai. Belakangan popok ini memang banyak digunakan. Sebab, popok seperti ini dianggap praktis. Setelah dipakai bisa langsung dibuang. Tapi, beberapa peneliti dan penulis mengungkapkan bahwa bila si anak sudah waktunya belajar ke kamar kecil (toilet training) tetapi masih memakai popok, secara psikologis memang ada efek negatifnya.

Seorang anak yang selalu pakai popok sekali pakai pada saat buang air kecil maupun buang air besar tidak peka. Mengapa? Karena dengan selalu mengenakan popok seperti itu kapan saja buang air kecil/besar bisa dilakukan tanpa bermasalah dan tanpa merasa risi.

''Dengan selalu pakai pampers anak tetap merasa nyaman meskipun sedang buang air kecil maupun air besar, sehingga tidak ada rasa kepekaan. Padahal suatu ketika dia harus mengendalikan diri dengan toilet training-nya. Tidak mungkin si anak sampai besar akan selalu pakai pampers,''tutur Pungky yang juga ahli ginjal dan hipertensi pada anak ini. Jadi, dengan pemakaian popok sekali pakai terlalu lama, secara psikologis ada beberapa segi negatifnya, antara lain: Anak menjadi tidak peduli pada diri sendiri dan lama-lama tidak peduli pada lingkungan. Anak jadi tidak bertanggung jawab.

''Anak yang sudah berusia dua tahun dan tidak pakai pampers bila akan buang air kecil, pasti akan merasa malu bila buang air kecil sembarangan, sehingga bila sudah terasa akan buang air kecil biasanya akan rewel dan mengajak ibunya ke toilet. Namun, bila anak sudah berusia dua tahun masih selalu pakai pampers dia tidak akan tanggap terhadap lingkungannya. Dia akan buang air kecil di mana pun tidak masalah,'' kata Pungky.

Selain itu, ia menambahkan, anak yang terlalu lama pakai popok sekali pakai, tidak akan mandiri dan tidak peduli pada siapa pun. Lain halnya dengan anak yang hanya pakai popok seperti itu pada waktu bepergian dan di rumah diajarkan toilet training sejak dini. Anak akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan akan peduli terhadap lingkungannya. Bila ia mengompol di suatu ruangan atau di sekolah malu.

Ibu juga akan tahu bahasa tubuh si anak mulai dari kecil. ''Anak akan rewel menangis, kalau ia basah karena buang air kecil, sehingga orang tuanya akan segera mengganti celananya,'' kata Pungky.

Menurut dia, semakin anak besar bahasa tubuhnya akan semakin tampak. Misalnya, bila ia sudah bisa menahan diri. Lewat bahasa tubuh, dengan menggerak-gerakkan bagian tubuhnya orang tua akan tahu bahwa si anak ingin buang air kecil. Dengan begitu, orang tua bisa segera mengajaknya ke kamar kecil.

Pungky mengungkapkan ada berbagai pendapat soal sebaiknya sejak usia berapa anak mulai toilet training. Ada yang mengatakan bahwa toilet training itu bisa dimulai pada saat anak bisa duduk atau berusia sekitar sembilan bulan. Ada juga yang mengatakan bahwa toilet training bisa dimulai sesuai dengan kemampuan komunikasi dari bayi dan biasanya usia satu tahun. Yang lain menyebutkan saat yang baik untuk toilet training itu pada usia anak 18-30 bulan.

Pungky sendiri berpendapat, toilet training sebetulnya bisa dilakukan sejak bayi. Hal ini tergantung pada komunikasi ibu dan anak. Jika anak belum bisa duduk, anak digendong ke kamar mandi sambil organ genitalnya dirangsang dengan kapas yang dibasahi air, sehingga dia akan mengeluarkan urine. Apabila anak sudah bisa duduk, pada saat-saat tertentu anak diajak duduk di pispot dengan suasana nyaman untuk buang air kecil.

Pungky mengatakan biasanya pengosongan air kemih kira-kira sekitar 3-4 jam, tetapi pada waktu minumnya banyak dalam satu jam sudah penuh. Jadi, bila menjelang tidur anak banyak minum, maka kira-kira sudah lebih dari satu jam kemudian ia bisa dibawa ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kemudian setelah 3-4 jam sekali, anak dibangunkan dan dibawa ke kamar mandi untuk mengeluarkan air kemih lagi. Dengan dilatih seperti itu, bila suatu ketika dia ngompol, maka dia akan merasakan tidak nyaman. Pada saat tidak tidur pun setiap 3-4 jam anak juga diajarkan untuk mengeluarkan urinenya. Anak pun tidak terbiasa membasahi celananya dengan mengompol.

(nri )

Thursday, September 29, 2005

Antrian SPBU dan Demo

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM per Tanggal 1 Oktober 2005, membuat masyarakat resah gelisah dan akhirnya mereka menyatakan tidak setuju dengan merencanakan sebuah demo besar2 an hari ini. Sejak semalam, di semua SPBU terjadi antrian panjang dan membuat jalan2 macet, karena antrian tersebut sampai di jalan2 saking panjangnya.

Pemandangan antrian ini tidak hanya terjadi di jakarta saja, dari berita2 di koran dan elektronik, di daerah2 juga terjadi antrian dan kelangkaan BBM.
Bukan hanya BBM yang naik, semua harga2 juga bakalan ikut melonjak tinggi. Kenaikan BBM selalu memberi dampak kemana2, ke semua harga kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.

Ah, sebenarnya kenaikan harga2 ini mungkin tidak berpengaruh banyak bagi mereka2 yang berharta kebih, tapi bagi mereka yang sudah hidup dalam kesusahan, bulan depan, hidup mereka bakalan lebih susah dan sengsara.
Duuh, begitulah nasib menjadi orang yang tidak mampu, selalu menjadi orang yang tertindas dan sengsara.

Ya ALLAH, semoga secepatnya Engkau selamatkan Negeri ini. Berilah kebahagiaan bagi semua rakyat Indonesia yang belum beruntung. Bangkitkan negeri ini. Beri kesejahteraan bagi semua rakyat Indonesia. Bukalah hati para pemimpin dan pejabat negeri ini, agar mereka juga memperhatikan nasib rakyat2 yang tidak beruntung.

Thursday, September 22, 2005

Another Artikel About Avian Influenza

Takes from : www.medicastore.com

Flu Burung

DEFINISI
Flu burung didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 yang menyerang burung, ungggas, ayam yang dapat menyerang manusia dengan gejala demam > 38oC, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri tenggorokan. Namun, gejala ini harus diterapkan pada seseorang yang pernah kontak dengan binatang tersebut dalam 7 hari terakhir. Terutama jika unggas tersebut menderita sakit atau mati.

PENYEBAB
Seseorang dinyatakan mengidap flu burung setelah pemeriksaan laboratorium menunjukkan positif untuk virus influenza A (H5) seperti tes antibodi spesifik pada 1 spesimen serum. Hasil biakan virus positif Influenza A (H5N1) atau hasil dengan pemeriksaan PCR positif untuk influenza H5. Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar > 4 x > Hasil dengan IFA positif untuk antigen H5.

GEJALA
Gejala flu burung pada dasarnya sama dengan flu biasa. Laporan dari kasus yang terjadi tahun 1999 menunjukkan adanya variasi gejala berupa: * Demam sekitar 39 derajat Celsius * Batuk * Lemas * Sakit tenggorokan * Sakit kepala * Tidak nafsu makan * Muntah * Nyeri perut * Nyeri sendi * Diare * Infeksi selaput mata (conjunctivitis) * Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress, yakni sesak napas hebat, kadar oksigen rendah sementara kadar karbondioksida meningkat. Ini terjadi karena infeksi flu menyebar ke paru-paru dan menimbulkan radang paru-paru (pneumonia) Pengalaman tahun 1997 di Hongkong juga menunjukkan gejala: demam, batuk pilek, sakit tenggorokan, muntah, dan keluhan pusing. Namun, data dari Vietnam di tahun 2004 menunjukkan gejala berbeda. Pasien tidak mengeluh sakit tenggorokan atau pilek. Juga tak ada keluhan radang selaput mata. Separuh pasien malah menderita diare dengan tinja yang cair.

DIAGNOSA
FAKTOR RISIKO
Setelah mengenali gejalanya, biasanya akan dicari informasi mendalam tentang faktor risiko yang ada: Apakah yang bersangkutan bekerja di peternakan atau habis berkunjung ke pasar ayam dan lain-lain. Juga akan ditanya penyakit-penyakit lain yang mungkin akan memperburuk keadaan, seperti penyakit paru atau jantung, adanya riwayat alergi, dan sebagainya. Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat langsung keadaan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium dan juga rontgen dada untuk melihat ada tidaknya gambaran pneumonia.

PENULARAN Penularan dari unggas ke manusia terjadi lewat kontak air liur dan kotoran unggas. Kontak itu terjadi lewat sentuhan langsung atau juga melalui kendaraan yang mengangkut hewan-hewan itu. Juga termasuk kandang, alat-alat peternakan, pakan ternak, pakaian, sepatu para peternak. Unggas yang sudah dimasak tidak akan menularkan flu burung ke manusia sebab virus itu akan mati dengan pemanasan 80 derajat lebih dari satu menit. Selama ini kita selalu menggoreng ayam dengan suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit. Jadi pasti aman.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada dasarnya dilakukan untuk menilai keadaan kesehatan pasien dan juga untuk mendeteksi bakteri/virus apa yang menyerang pasien tersebut. Pemeriksaan untuk menilai keadaan kesehatan antara lain dengan menilai kadar leukosit, fungsi hati, fungsi ginjal, dan yang penting juga analisis gas darah arteri. Pada pemeriksaan ini, antara lain, akan dapat diketahui berapa kadar oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) di darah pasien. Kalau oksigennya rendah, nilai normalnya berkisar 85-95 mmHg, dan atau karbondioksidanya tinggi, nilai normalnya 35-45 mmHg, maka dapat terjadi keadaan gawat napas. Dari data yang ada, sebagian besar pasien flu burung meninggal karena gawat napas akut ini. Upaya menemukan virus flu burung dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi untuk menilai respons antigen antibodi dan atau mengisolasi virusnya sendiri. Pada kasus flu burung juga dapat dijumpai peningkatan titer netralisasi antibodi dan dapat pula dilakukan analisis antigenik dan genetik, antara lain untuk mengetahui apakah sudah ada mutasi dari virus tersebut. Kedua pasien di Hongkong (tahun 1999) menjalani pemeriksaan ELISA (enzyme liknk immuno sorbent assay), cairan saluran hidung tenggorok. Ternyata positif influenza A. Pada kedua kasus ini juga dilakukan kultur pada cairan saluran hidung tenggorok yang menunjukkan positif influenza A (H9N2). Pada kasus yang terjadi di Hongkong (tahun 1997), diagnosis infeksi virus H5N1 dipastikan dengan ditemukannya virus. Lokasi diisolasinya virus ini ada pada usap tenggorok, cairan yang diisap dari trakea, aspirat saluran hidung tenggorok, dan ada pula virus yang ditemukan dari cairan bronko alveolar yang didapat dengan pemeriksaan bronkoskopi (memasukkan alat ini ke paru pasien).

PENGOBATAN
Obat yang diberikan dapat bersifat simtomatik, sesuai dengan gejala yang ada. Bila batuk, pasien dapat diberi obat batuk; kalau sesak dapat diberi obat jenid bronkodilator untuk melebarkan saluran napas yang menyempit. Selain itu, dapat pula diberikan obat antivirus seperti amantadine dan oseltamivire. Kalau keadaan pasien terus memburuk, bukan tidak mungkin perlu dipasang alat ventilator untuk membantu pernapasannya. Semua penderita yang telah memenuhi kriteria Flu Burung perawatan dilakukan paling sedikit 1 minggu di ruang isolasi. Penderita dirawat di ruang isolasi selama 7 hari (masa penularan) karena ditakutkan adanya transmisi melalui udara. Selama masa perawatan, penderita diterapkan oksigenisasi, hidrasi, terapi simptomatis untuk gejala flu, foto toraks ulang. Pada kasus respiratory distressakan dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS. Penderita dimasukkan ke ruang perawatan intensif (ICU).

PENCEGAHAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, secara umum prinsip-prinsip kerja yang higienis, seperti: * Mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri -merupakan upaya yang harus dilakukan oleh mereka yang kontak dengan binatang, baik dalam keadaan mati, apalagi ketika hidup. * Karena telur juga dapat tertular, maka penanganan kulit telur dan telur mentah perlu dapat perhatian pula. * Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70 derajat C atau 80 derajat C selama sedikitnya satu menit. Kalau kita menggoreng atau merebus ayam di dapur, tentu lebih dari itu suhu dan lamanya memasak. Artinya, sejauh ini bukti ilmiah yang ada mengatakan bahwa aman mengonsumsi ayam dan unggas lainnya asal telah dimasak dengan baik. * Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur. Jangan lupa sering mencuci tangan. Pasien influenza dianjurkan banyak istirahat, banyak minum dan makan bergizi. Khusus untuk pekerja peternakan dan pemotongan hewan ada beberapa anjuran WHO yang dapat dilakukan: * Semua orang yang kontak dengan binatang yang telah terinfeksi harus sering-sering mencuci tangan dengan sabun. Mereka yang langsung memegang dan membawa binatang yang sakit sebaiknya menggunakan desinfektan untuk membersihkan tangannya. * Mereka yang memegang, membunuh, dan membawa atau memindahkan unggas yang sakit dan atau mati karena flu burung seyogianya melengkapi diri dengan baju pelindung, sarung tangan karet, masker, kacamata google, dan juga sepatu bot. * Ruangan kandang perlu selalu dibersihkan dengan prosedur yang baku dan memerhatikan faktor keamanan petugas. * Pekerja peternakan, pemotongan, dan keluarganya perlu diberi tahu untuk melaporkan ke petugas kesehatan bila mengidap gejala-gejala pernapasan, infeksi mata, dan gejala flu lainnya. * Dianjurkan juga agar petugas yang dicurigai punya potensi tertular ada dalam pengawasan petugas kesehatan secara ketat. Ada yang menganjurkan pemberian vaksin influenza, penyediaan obat antivirus, dan pengamatan perubahan secara serologi pada pekerja ini. Sumber : Kompas.com dan Detik.com (Tjandra Yoga Aditama, Bagian Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RS Persahabatan Jakarta)

Thursday, September 01, 2005

Apakah Anak Saya Asma?

From idai website

Banyak anak asma yang tak terdiagnosis penyakitnya sehingga ditangani
sebagai penyakit lain dan keluhannya tak kunjung reda. Mengapa ? Dalam hal
kesehatan dan penyakit, banyak di antara kita menilai anak seperti orang
dewasa. Inilah pangkal masalahnya. Anak bukan orang dewasa dalam ukuran
kecil, jadi berbeda dengan orang dewasa. Banyak aspek kesehatan dan penyakit
yang berbeda pada anak dibanding orang dewasa.

Untuk penyakit sama, gejalanya yang menonjol bisa berbeda antara pasien
anak dan dewasa. Sebaliknya, gejala yang sama, misalnya batuk, bisa mengarah
ke penyakit yang berbeda anatara anak dan dewasa. Karena itu, orang tua
perlu memahami gejala pada anak yang patut dipikirkan kemungkinan ke arah
asma.

Asma pada anak tidak selalu memberi gejala sesak dan napas berbunyi
(mengi) seperti orang dewasa. Sering kali gejala yang menonjol hanya batuk,
tapi bukan sembarang batuk. Lalu, batuk seperti apa yang patut diduga asma?
Batuk yang "bandel".

Pengertian "bandel" mencakup beberapa keadaan yang mirip, yaitu batuk
berlangsung lama (dua minggu lebih), sulit sembuh, timbul berulang dalam
jangka pendek, atau membaik sebentar namun timbul lagi. Biasanya pasien
dengan batuk bandel sudah berkeliling berobat ke banyak dokter umum maupun
spesialis.

Pada orang dewasa, jika ditemukan gejala batuk yang bandel, dugaan
penyakit penyebab pertama adalah tuberkulosis (tb). Dugaan ini sering
diterapkan pada anak juga.

Pemeriksaannya berupa foto rontgen dengan penafsiran sangat subyektif.
Kemudian, bisa diduga ada "flek" dalam parunya sehingga diterapi tb. Jika
ternyata asma, maka usia pengobatan tb, batuknya akan tetap ada.

Perlu mengubah paradigma pemikiran jika menemui anak dengan batuk yang
bandel. Pertama, pikirkan kemungkinan ke arah asma, bukan Tb. Tb. pada anak
bisa memberi gejala batuk, namun bukan utama. Hal yang mendukung ke arah
asma diantaranya :

Batuk timbul jika terpajan dengan faktor pencetus yang banyak sekali
bentuk dan macamnya. Ada yang dari lingkungan rumah, berupa debu, asap
rokok, kapuk, atau bulu binatang. Faktor lain yang biasanya teramati orang
tua berbentuk makanan, misalnya permen, cokelat, makanan ringan mengandung
vetsin, gorengan, es, atau kacang. Pencetus lainnya adalah flu, aktivitas
fisik berlebihan hingga lelah, atau perubahan cuaca.

Batuk asma pada anak memberikan ciri lain yang lebih berat pada malam
atau dini hari. Terkadang, perbedaan intensitas batuk pada siang dan malam
hari, demikian ekstrem. Siang, tanpa batuk sama sekali, lalu malam justru
hebat sampai anak tidak bisa tidur. Tentu orang tua ikut terganggu tidurnya.
Akibatnya anak mengantuk di sekolah, dan orang tuanya mengantuk saat
bekerja.

Sebagian besar asma didasari faktor alergi. Jadi, asma merupakan satu
bentuk penyakit alergi. Dalam riwayat keluarga, biasanya ditemui asma, serta
bentuk lain penyakit alergi, seperti eksim, pilek alergi, atau alergi obat
maupun makanan. Kalau perlu, ditelusuri riwayat keluarga besar sampai buyut,
kakek, paman, sepupu, dan seterusnya.

Hal yang diturunkan adalah bakat alerginya, namun manifestasinya bisa
berbeda. Warisan bakat ini pun bisa lompat generasi. Misalnya, kakek
mengidap alergi obat, anaknya mungkin tak memiliki manifestasi alergi, baru
pada cucunya timbul penyakit tersebut.

Hal lain yang memperkuat diagnosis asma ialah respons yang baik dengan
obat asma. Sering karena tidak terdiagnosis asma, pasien dengan batuk bandel
diberikan obat penekan batuk, tapi bentuknya malah kian menjadi. Pasien asma
memang tidak boleh diberikan obat tadi. Pasien akan mereda batuknya jika
diberikan obat asma.

Untuk mengonfirmasi diagnosis asma, perlu dilakukan pemeriksaan khusus
berupa uji fungsi paru. Untuk melaksanakannya, pasien perlu melakukan jurus
yang cukup kompleks. Biasanya, anak berusia dibawah tujuh tahun belum mampu
melakukannya sehingga pemerikssaan ini terbatas digunakan pada anak kecil.

Apabila ditemukan anak dengan batuk yang bandel disertai beragam fakta
yang menunjang seperti di atas, anak dapat didiagnosis sebagai asma. Jika
diagnosisnya tepat, tinggal masalah manajemennya

About Diare [again]

DIARRHEA - VOMITING

Hampir serupa dengan batuk, diare & muntah adalah anugerah terindah yang
Tuhan berikan pada manusia. Diare & muntah adalah mekanisme alami tubuh
untuk mengeluarkan racun, virus/kuman yang masuk ke dalam tubuh. Diare &
muntah itu ibarat alarm tubuh untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yg
tidak beres dalam tubuh kita.
Yang perlu dilakukan adalah mencari PENYEBAB nya.
Tidak perlu diberikan obat anti muntah atau obat untuk “mampet”kan diarenya.
Obat-obat tsb memang akan mengurangi/menghentikan diare/muntah, tetapi tidak mengobati penyakitnya.
Perbaikan tersebut bersifat “semu”. Ibarat bom waktu. Kita terkecoh seolah
anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko / efek samping.

PENYEBAB:

v >80% penyebabnya pada anak, terutama bayi, adalah virus. Dikenal juga
dengan ROTAVIRUS.
v Food poisoning
v Alergi makanan,
v Pemakaian antibiotik.

TATALAKSANA – CEGAH DEHIDRASI - Minum banyak

v ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit
atau oralit.
v Perbanyak minum.
v Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi (menjaga agar tidak dehidrasi). Kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai
dehidrasi teratasi

Kapan menghubungi dokter?
v Ada darah di tinja atau tinja berwarna hitam
v Tanda-tanda dehidrasi berat : tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering,
air mata kering ketika menangis, skin turgor menurun (jika tangan dicubit,
tidak akan kembali seperti semula), mata cekung, abdomen (sekitar perut)
cekung, fontanelle (ubun-ubun) pada bayi cekung.
v Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan
v Luar biasa lemas, layu

PRINSIP:

v Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Pada banyak kasus, antibiotik justru akan memperparah diarenya. Belum lagi pemakaian antibiotik tidak pada tempatnya akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida
v Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium,
juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, ensim, dsb.
v Pada diare biasa, tidak perlu mengganti susu formula.

- INGAT - Jangan memberikan obat anti muntah!!!!

Friday, August 26, 2005

Colic

COLIC
(MEMPELAJARI BAGAIMANA MENANGANI BAYI MENANGIS)

Bagaimana tingkah-laku bayi yang menderita colic?

Bayi akan menangis lebih dari bayi lainnya. Ketika menangis, bayi mungkin
akan menarik-narik tangan dan kaki ke arah badan dan kelihatan seperti
kesakitan. Kadang-kadang mereka menegangkan tangan dan kakinya dan kaku,
kemudian berhenti lagi. Kulitnya bahkan bisa memerah karena menangis. Bayi
dengan colic, akan menangis ketika terjadinya serangan atau menangis setiap
waktu. Ketika mengangis bayi mungkin akan menelan udara yang bisa membuat
perut kembung dan menegang.

Apa penyebab colic?

Tidak ada satu orangpun yang tahu penyebab colic tersebut. Tapi perlu
diketahui bahwa colic tidak disebabkan ole kesalahan orang tua dalam merawat
bayi. Ini mungkin disebabkan ole nyeri pada lambung. Bayi dengan colic perlu
mendapat perhatian lebih, dan lebih sensitif dibanding dengan bayi yang
lain.

Kapan colic akan berakhir?

Colic biasanya mulai timbul antara minggu ke 2 sampai ke 6 setelah kelahiran
bayi. Ini biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah bayi berumur 6
bulan.

HAL-HAL YANG PERLU DIINGAT TENTANG COLIC

Orang tua tidak menyebabkan colic, oleh karena itu jangan merasa bersalah.
Colic akan hilang dengan sendirinya setelah bayi berumur 6 bulan.
Anda dapat mencoba berbagai cara untuk menenangkan bayi.
Memberi ekstra perhatian pada bayi, tidak berarti memanjakannya.
Apabila bayi terkana colic, tidak berarti bayi tidak sehat atau sakit.

Apa yang dapat saya lakukan supaya bayi berhenti menangis?

Bayi yang menderita colic, akan berhenti menangis sebagai respon dari
perubahan kebiasaan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ini termasuk
perubahan ketika anda memberi makan pada bayi dan perubahan ketika
menggendongnya. Anda dapat mencoba membuat daftar apa yang bisa menyebabkan
bayi berhenti menangis dan anda bisa mencobanya dilain waktu.

Perubahan apa dalam pola pemberian makanan yang dapat membantu bayi berhenti
menangis?
Coba beberapa cara dibawah ini, ketika anda menyuap bayi untuk melihat jika
membantu menghentikan colic:
1.Coba memberi makan bayi jika lebih dari 2 jam telah lewat sejak makan
terakhir.
2.Jika anda memberi makan bayi jenis formula, dokter mungkin akan
menganjurkan untuk mencoba formula yang lainnya. Kadang- kadang perubahan
ke hydrolyzed protein formula dapat menghentikan colic atau minimal
mengurangi rasa sakit.
3.Panaskan formula sesuai dengan suhu tubuh sebelum diberikan ke bayi.
4.Coba gunakan dot dengan lubang yang lebih kecil pada botol, jika satu
botol dihabiskan bayi kurang dari 20 menit dan bayi kelihatan suka mengedot.
5.Coba memberi makan bayi sesering mungkin, tapi dalam waktu yang sebentar.
6.Sendawakan bayi setelah menyusui.

TIPS UNTUK MENENANGKAN BAYI

Beri botol yang berisi air panas pada perut bayi (air jangan terlalu
panas).
Ayun bayi di kursi goyang atau menggunakan ayunan bayi.
Letakkan bayi ditempat yang berangin.
Mandikan bayi dengan air hangat.
Berikan dot untuk bayi.
Telungkupkan bayi kalau tidur.
Usap perut bayi dengan lembut.
Gunakan selimut yang lembut untuk mengusapnya.
Letakkan bayi pada kereta dorong dan ajak jalan-jalan.
Bawa bayi berjalan-jalan dengan menggunakan mobil.

Bagaimana saya memegang atau menggendong bayi?

Kadang-kadang bayi dengan colic akan merespon perbedaan cara dari
menggendong atau mengayun:
Gendong bayi secara tertelungkup ditanngan dan pijit punggungnya.
Letakkan atau pegang bayi diatas mesin pencuci piring, mesin cuci atau
pengering yang sedang bekerja (Jangan tinggalkan bayi sendiri).
Gendong bayi dengan posisi tegak.
Gendong bayi sambil berjalan.

Apa yang dapat saya lakukan bila saya frustasi terhadap bayi saya?
Colic sangat berat untuk ditangani oleh orang tua. Bayi yang tidak mau
berhenti menangis dapat membuat orang tua menjadi frustrasi. Bila suatu saat
anda merasa lelah dan frustrasi, mintalah bantuan orang lain untuk menjaga
bayimu untuk sementara Jika anda tidak menemukan orang untuk menolong coba
pergi keruangan lain dan menonton TV atau mendengar radio. Menangis tidak
akan menyakitkan bayi. Sekali-sekali menjauhlah dari bayi supaya anda tidak
frustrasi.

Postingan Lain menghadapi Colic dari member balita-anda:
Ambil 2 biji bawang merah yang isinya tunggal, kemudian di tumbuk (jangan
terlalu halus)
campur minyak telon kemudian balurkan ke perut, dada, dan seluruh tubuh bagian
belakang
lebih bagus sambil dipijat. Untuk teknik memijatnya bisa baca dibuku "Pijat
Bayi" yang dikeluarkan
oleh Jhonson and Jhanson. Alhamdulillah anak saya selalu sembuh.
Biasanya kholik terjadi setelah pulang dari berpergian, untuk mencegahnya ambil
1 bawang merah tunggal
tumbuk (jagan sampai halus), kemudian tempelkan ditiga titik perut bayi : bagian
bawah puser, kiri dan kanannya.
Saya dahulu sering membawa bayi saya yg saat itu berumur 3 - 8 bulan berpergian
dengan transportasi
kereta api, kadang pulangnya malam hari, tapi alhamdulillah dengan teknik diatas
kholik bisa saya atasi.
Ciri bayi terkena kholik adalah tagisannya sangat kencang dan melengking, tidak
seperti tangisan
biasanya ( bila minta Asi atau minta ganti popok). selain itu jika dipukul
perutnya dengan jari bunyinya khas
(saya tidak bisa contohkan disini)