Wednesday, May 13, 2020

Istimewanya 2020

Tahun 2020 mungkin akan menjadi sejarah bagi kami semua para penghuni bumi. Hal ini berkaitan dengan adanya wabah Covid-19 yang menyerang seluruh penjuru dunia. Virus Corona yang menyebabkan Covid-19 ditemukan pertama kali di Wuhan dan hanya dalam beberapa minggu, virus ini menyebar dengan cepat ke semua negara. Covid-19 ini menyerang sistem pernafasan manusia, dan bisa menyebabkan kematian pada penderita dengan penyakit penyerta. Virus ini bisa menyebar melalui droplet penderita dan kontak dekat dengan penderita.
Di Indonesia, kasus pertama dikonfirmasi awal Maret, dan segera setelah diumumkan kasus tersebut, maka semua warga dikarantina melalui 'Belajar, Bekerja dan Beribadah di Rumah'. Mall dan Toko - toko yang tidak berhubungan dengan hajat hidup manusia, ditutup. Tempat - tempat ibadah juga ditutup. Kantor - Kantor juga sama. Bandara, terminal dan stasiun hanya melayani logistik dan penumpang dengan kondisi darurat serta para petugas medis dan pemerintahan. Pemerintah juga melarang kegiatan Mudik, yang merupakan rutinitas tahunan warga Indonesia.
Semua keluarga berkumpul di rumah, hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kemungkinan bertemu dengan penderita maupun orang tanpa gejala ketika keluar rumah. Pemakaian masker diwajibkan bagi semua orang bila memang terpaksa harus keluar dari rumah. Saat mau memasuki rumah, harus segera mencuci tangan dengan sabun dan mandi, serta memisahkan semua peralatan juga pakaian yang dipakai diluar rumah.
Untuk sistem pembelajaran anak-anak sekolah maupun perkuliahan, semua dilakukan secara daring atau online. Baik melalui pertemuan virtual, google classroom maupun WhatsApp. Bagi anak kota, kegiatan ini berjalan dengan sedikit kendala seperti sinyal dan kuota internet, tapi bagi anak di wilayah pedesaan, tentu saja hal ini tidaklah memungkinkan karena kendala perangkat dan juga sinyal internet. Sehinggga ada guru - guru yang berinisiatif mendatangi para muridnya satu persatu agar muridnya tetap bisa belajar. 
Ketika semua orang dikarantina, menyebabkan semua anggota keluarga kumpul di rumah. Menghabiskan banyak waktu di rumah, bercanda dan berkegiatan bersama. Yang memang biasanya jarang terjadi, karena kesibukan masing-masing anggota keluarga. Rata-rata keluarga mengisinya dengan memasak bersama. Membuat menu baru dan membuat kue baru. Ada hal yang harus disyukuri dengan adanya wabah ini, terlepas dari semua kesulitan yang kita alami, yaitu kita jadi lebih mengenal anggota keluarga kita. Menghabiskan waktu 24 jam bersama, selama beberapa bulan lamanya. Muncul kebosanan pasti, tapi percayalah, tempat paling aman adalah rumah. Dengan kita mematuhi peraturan pemerintah untuk tetap di rumah, maka kita sudah menjadi pahlawan, memutus rantai Covid-19. 
Kelak, kita akan bercerita pada cucu dan buyut kita tentang tahun 2020 ini.  

Thursday, January 12, 2017

JOGJA TRIP

JAVA TRIP

End Year 2016 Holiday, me and my family went to Jogjakarta. It takes about 12 hours travel by car from Jakarta. We stayed overnight at Ibis Adi Sucipto Hotel, that located at the central of the city. On the first day, we went to Baru Beach. The beach looks clean and the waves so big and often. The air also fresh and there are a lot of pine trees in there. Agi and Yoshi played with the waves. So excited and fun.

From Baru Beach, we visited Prambanan Temple, the largest Hindu temple in Indonesia. The ticket price is 30.000 rupiah. Prambanan temple dedicated to the Trimurti, the expression of God as the Creator (Brahma), the Preserver (Vishnu) and the Destroyer (Shiva). The temple compound is located approximately 17 kilometres northeast of the city of Yogyakarta on the boundary between Central Java and Yogyakarta Province.

On the second day, we went to Kraton of Yogyakarta. The palace is the main seat Sultan of Yogyakarta and his family. It serves as a cultural center for the Javanese people and contains a museum that displays the sultanate's artifacts. Physically, the palace has seven complex, that is Siti Hinggil Ler (Balairung Utara), Kamandhungan Ler (Kamandhungan Utara), Sri Manganti, Kedhaton, Kamagangan, Kamandhungan Kidul (Kamandhungan Selatan), and Siti Hinggil Kidul (Balairung Selatan). Besides that, the palace has a lot of cultural heritage, traditional ceremonies and a lot of ancient objects. From Kraton, we went to Beringharjo market, most favourite market for Jogja people. The market is clean and there are a lot of things that we can buy here.

At the afternoon, we visited the Taman Sari, a site of a former royal garden of the Sultanate of Yogyakarta. It is located about 2 km south within the grounds of the Kraton Yogyakarta. Built in mid 18th century, the Taman Sari had multiple functions, such as a resting area, a workshop, a meditation area, a defense area, and a hiding place. Taman Sari consisted of four distinct areas: a large artificial lake with islands and pavilions located in the west, a bathing complex in the centre, a complex of pavilions and pools in the south, and a smaller lake in the east. Today only the central bathing complex is well preserved, while the other areas have been largely occupied by the Kampung Taman settlement.

On the third day, we visited Borobudur temple, the world's largest Buddhist temple and also one of the greatest Buddhist monuments in the world. The ticket price is 30.000 rupiah too. The temple consists of nine stacked platforms, six square and three circular, topped by a central dome. The temple is decorated with 2,672 relief panels and 504 Buddha statues. The central dome is surrounded by 72 Buddha statues, each seated inside a perforated stupa. The visitor was very crowded, from Indonesia and also from the other countries. We proud to have change visit a lot of place in Jogjakarta this year. We have a lot of fun in this trip. We hope, we can visit more places in Indonesia in the future.

The detail information of Prambanan, Kraton, Taman Sari and Borobudur, taken from https://en.wikipedia.org/



Wednesday, December 21, 2016

Mengayuh Sepeda



Aku mencintai olahraga bersepeda seperti aku mencintai setiap bagian dalam kehidupan
Bersepeda mengajariku, untuk menikmati setiap kondisi
Kadang jalan yang kita lewati lurus halus, tapi lebih banyak juga jalan terjal dan berbatu, kemudian melewati jalan halus kembali
Allah menghadirkan kesulitan tapi kemudian memberi kemudahan.
Mengayuh sepeda mengajariku, jalur yang kulalui kadang turunan tapi tak lama kemudian harus melewati tanjakan
Saat turun, kita seperti melayang tertawa menikmati angin, tapi saat tanjakan, kita harus kerahkan tenaga lebih agar tetap sampai di puncak
Entah kebahagiaan maupun cobaan yang Allah berikan hari ini, toh pasti semua akan terlewati.
So, enjoy every moment, love your family, love your friends and appreciate every gifts.
Love Our Life  

Tuesday, November 22, 2016

Melihat Kebaikan


Hari, Pak Oman, guru Alquran Hadist di sekolah kakak, memberi tugas ke murid-murid di kelas 7.2, menulis nama mereka di selembar kertas, kemudian kertas tersebut diputar berkeliling dan saling bertukar. Setiap murid harus menulis kebaikan dari nama murid yang tertera di kertas tersebut. Setelah semua murid mengisi seluruh lembar kertas, maka kertas atas nama diri mereka sendiri akan kembali mereka pegang. Pak Oman mengatakan kepada murid-murid, pelajaran hari ini adalah, kita lebih mudah melihat keburukan orang lain ketimbang kebaikannya.

Sesampainya di rumah, Agi menceritakan hal tersebut dengan gembira sembari memberikan selembar kertas yang tertera namanya. Alhamdulillah, terima kasih pak guru yang sudah mengajarkan sesuatu yang berharga pada anak saya, sore ini saya menambahkan pesan ke Agi, bahwa ketika mengingat seseorang, maka ingatlah semua kebaikan yang dilakukan orang tersebut, maka kita akan berbahagia.

Selembar kertas itu juga membuat saya lega, menjawab kegalauan hati saya. Hal yang sangat saya khawatirkan saat Agi menginjak usia ABG adalah, bisakah Agi beradaptasi dengan baik dimanapun dia berada, bisakah dia diterima dengan hangat oleh lingkungan, mampukah dia bisa bersahabat dengan siapapun. Karena menurut saya, memiliki banyak teman dan disayang oleh banyak orang, itu lebih utama. Karena hal itu akan membuat dia merasa nyaman dan aman. Tak harus terkenal, tapi setidaknya dia merasa diterima. Selanjutnya, untuk hal lain pasti akan mengikuti. Prestasi akademik yang bagus adalah sebuah bonus. Semoga Agi selalu dikelilingi sahabat-sahabat yang memberi kebahagiaan.

Monday, November 14, 2016

Wonderful Life : the book


Setelah bertemu dengan Ibu Amalia Prabowo dan Aqil di Happy Parenting, dan menonton film 'Wonderful Life' yang mengisahkan perjalanan hidup mereka, akhirnya mama mendapat bukunya. Saat datang ke Gramedia Big Sale, hari Sabtu yang lalu di Kompleks pergudangan Taman Tekno, si kakak menemukan buku ini. Awalnya mama nggak tahu, pas sampai di rumah, si kakak menunjukkan buku itu ke mama. Akhirnya rasa penasaran ini, hilang sudah. 

Isi bukunya sebenarnya sederhana, berisi gambar-gambar karya Aqil dan ilustrasi dari Ibu Amalia Prabowo, yang luar biasa adalah, ajakan dan motivasi dari Ibu Amalia yang menginspirasi dan juga imajinasi Aqil yang sungguh 'liar' dalam setiap gambarnya. Dan Ibu Amalia tidak pernah memberi batasan pada imajinasi Aqil, sehingga semua karya gambarnya sangat luar biasa, walau kadang diluar dari bayangan kita. Justru imajinasi-imajinasi ini yang 'mahal'. Tidak semua anak atau orang dewasa bisa memilikinya. 

Buku ini membuka mata hati saya, ke depannya, anak-anak mau berkarya seperti apa, saya akan membebaskan mereka, yang terpenting tidak menyakiti atau merugikan orang lain atau lingkungan sekitarnya. Dan tentu saja, anak-anak berbahagia dengan karyanya itu.